Mohon tunggu...
leniana devi
leniana devi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Seorang mahasiswi jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Presidensi G20 sebagai Wujud Politik Bebas Aktif Indonesia

4 Oktober 2022   19:19 Diperbarui: 5 Oktober 2022   15:50 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk pertama kalinya Indonesia memegang Presidensi G20 sejak dibentuk pada tahun 1999.  Forum G20 adalah forum kerja sama multilateral yang berfokus pada koordinasi kebijakan ekonomi dan pembangunan. G20 mempresentasikan  lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Dengan beranggotakan 20 negara, yakni Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa. Pada awalnya G20 merupakan pertemuan antar menteri keuangan saja. Namun sejak 2008, pertemuan ini melibatkan kepala negara dalam KTT.  Presidensi G20 Indonesia dimulai dari 1 Desember 2021 sampai 20 November 2022. Sebagai presidensi G20 Indonesia berperan dalam menentukan agenda prioritas dan memimpin rangkaian acara dari G20.

Peran nyata G20 yang paling sukses adalah ketika krisis keuangan global 2008. Krisis yang diakibatkan oleh bangkrutnya perusahaan investasi di Amerika Serikat ini telah menyebar ke semua negara. G20 sebagai forum kerjasama internasional yang berfokus pada perekonomian turut mengatasi permasalahan ini. G20 mengenalkan stimulus fiskal dan moneter terkoordinasi dalam jumlah yang besar. G20 juga mendorong kapasitas pinjaman pada IMF. Dengan langkah-langkah tersebut, G2o dianggap menjadi bagian dalam mendorong reformasi bidang finansial. Yang paling terbaru untuk mengatasi masalah yang baru juga sedang dihadapi oleh G20.

Pada awal 2020, dunia dihadapkan pada musibah penyakit, yakni Covid-19. Dengan semakin menyebarnya virus Covid-19, maka semakin banyak kerugian yang dialami negara di seluruh dunia. Hal ini yang membuat ekonomi dunia mengalami penurunan. G20 menjadi salah satu pendorong pemulihan tekanan dan krisis akibat Pandemi Covid-19. Untuk itu, Indonesia  kali ini mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger".  Tema ini diangkat Indonesia sebagai wujud upaya mencari jalan keluar dan pemulihan dunia secara bersama-sama tanpa ada satu negara pun yang tertinggal. Selama menjadi pemimpin G20, Indonesia akan memfokuskan pembahasan pada penangan kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi terbarukan.

Namun terdapat tantangan yang dihadapi Indonesia. Pasalnya perhelatan forum kerjasama multilateral ini terjadi di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina. Di mana Rusia merupakan salah satu anggota dari G20. Meski begitu, Indonesia menegaskan untuk tidak berpihak pada kepentingan dari salah satu negara, melainkan pada sisi kemanusiaan. Indonesia sebagai tuan rumah perlu melakukan upaya komunikasi intensif kepada semua negara anggota, terutama kepada negara yang tengah berada dalam konflik untuk tetap hadir dalam KTT. Apalagi ditambah dengan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Walaupun prinsip ini terkesan netral, tetapi dalam penerapannya Indonesia dibebaskan untuk menjalankan politik luar negerinya namun tetap memerhatikan prinsip lainnya.

Sebagai ketua dari G20, Indonesia harus memastikan rangkaian acara forum tersebut berjalan dengan baik. Tetapi, Keputusan Indonesia untuk tetap menghadirkan negara yang tengah berkonflik mendapatkan respon positif maupun negatif. Hingga muncul ancaman untuk memboikot G20 karena keputusan ini. Sementara AS yang menenkan Indonesia untuk mengeluarkan Rusia dari G20. Indonesia tidak menghiraukan ancaman tersebut. Indonesia memiliki pandangan tersendiri. Indonesia berpandangan bahwa G20 adalah forum yang melibatkan banyak kepentingan negara. Situasi konflik Rusia-Ukraina tidak bisa dipandang salah satu sisi saja, karena konflik ini merpakan sebab-akibat yang kompleks.  Indonesia tidak bisa melakukan tindakan menghakimi satu pihak saja. Apabila ancaman tersebut dikabulkan Indonesia maka akan merusak tatanan kerjasama G20 ini. Tidak bisa hanya melihat dari kepentingan negara-negara besar saja. Justru saat ini kolaborasi adalah hal yang tepat.

Selain itu, Indonesia diuntungkan dengan gelar presidensi atau tuan rumah G20. Dipegangnya jabatan presidensi oleh Indonesia akan membuat citra Indonesia di mata dunia meningkat. Sama saja dunia mengakui Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, tak lupa sebagai negara berkembang yang berpotensi maju. ditambah Indonesia merupakan satu-satunya negara kawasan ASEAN yang menjadi anggota G20. G20 ini bisa menjadi momentum kebangkitan ekonomi Indonesia.

Kepercayaan negara-negara G20 menjadi hal yang luar biasa bagi Indonesia dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Forum G20 bagi Indonesia dapat dirasakan dalam jangka pendek dan panjang. Dalam jangka pendek, masyarakat dunia akan menaaruh perhatian pada Indonesia tak terkecuali para pelaku ekonomi dan masyarakat umum. Sedangkan dalam jangka panjang, para pelaku ekonomi akan mempertimbangkan berinvestasi di Indoensia. Tidak hanya itu, tetapi juga secara tidak langsung memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia yang dapat meningkatkan devisa negara.

Sesuai dengan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, Indonesia telah mengupayakan menjaga perdamaian dunia dengan mempertimbangkan aturan PBB dan hukum internasional. Dalam presidensi G20, Indonesia telah membuka komunikasi dengan semua pihak. Menurut Indonesia, komunikasi adalah kunci utama. Selain itu, dalam melaksanakan bebas aktifnya, Indonesia bebas menjalin kerja sama dengan negara lain sekaligus tetap aktif menjaga perdamaian dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun