Mohon tunggu...
Humaniora

Membludaknya Home Schooling di Kota

24 April 2018   18:34 Diperbarui: 24 April 2018   18:36 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masyarakat global telah dilanda syndrome kronis dan akut dalam personal manusia dalam berbagai aspek, ideology, moral, cultural, paradigma dan sebagainya. Noam Chomsky menilai globalisasi yang tidak memprioritaskan hak-hak rakyat sangat mungkin merosot terjerembab ke dalam bentuk tirani.

Globalisasi semacam itu di dasarkan atas tidak bertanggung jawab pada publik. Fenomena ini berdampak besar bagi proyek sosial dalam pembangunan peradaban. Masalah sosial budaya dalam kehidupan begitu nyata, semakin hari masalah-masalah semakin timbul dengan banyak beragam dari kekerasan, paksaan, penggusuran, dan lain-lain. Memang harus diakui, masalah yang tidak dapat kita hadapi amat kompleks.

Bukan hanya dalam hal ini saja maslah yang harus kita hadapi, saat ini dalam dunia pendidikan dan sekolah-sekolah formal kerap kali menjadi masalah yang sangat memberikan kekhawatiran bagi orang tua dalam menyekolahkan anaknya. Belakangan ini banyak orang tua yang tidak puas dengan hasil sekolah formal sehingga orang tua menjadikan home schooling sebagai alternative proses belajar mengajar dalam perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.

Kerap kali sekolah formal berorientasi pada nilai rapor atau kepentingan sekolah saja, bukan mengedepankan keterampilan hidup dan bersosial ke dalam nilai agama dan moral yang lebih penting diajarkan untuk bekal mengahadapi kehiduoan diluar sekolah nantinya. Selain itu, perhatian secara personal pada anak, kurang diperhatikan anak yang lain.

Di sekolah banyak murid yang mengejar nilai rapor yang bagus dengan jalan pintas yaitu mencontek temannya yang rajin dan pandai agar nilai ujiannya dapat bagus. Dan ditambah lagi dengan anak yamg distigmatisasi dan ditentukan oleh teman-teman yang lebih pintar, unggul dan lebih cerdas.

Keadaan demikian menambah suasana sekolah menjadi sangat tidak menyenangkan. Home schooling menjadi tempat harapan orang tua untuk meningkatkan mutu pendidikan pada anak-anaknya untuk mengembangkan nilai iman, agama dan moral serta mendapatkan suasana belajar yang mnyenangkan.

Pendidikan alternative ini dengan model-modeln home schooling tidak hanya menumbuhkan keinginan belajar secara fleksibel pada anak, namun menumbuhkan semangat anak dalam berbagai aspek. Pada dasarnya proses pembelajaraan itu harus diserahkan kepada anak karena anak itu sebagai obyek aktif yang mencari ilmu dan kita sebgai guru hanya sebagai fasilitator atau pengarah dari ilmu yang didapat oleh anak agar  terhadap kegiatan pembelajaraan yang telah dilakukanya.

Jadi, pendidiakan merupaka kebutuhan pokok dalam perkembangan individu anak untuk memperoleh peningkatan kualitas hidup sebagai manusia yang berilmu. Kemajuan suatu bangsa sendiri juga sangat bergatung pada pola pendidikan yang berkembang pada bangsanya tersebut sebagai dasar pembentukan karakteristiknya. Bangsa yang maju adlah bangsa yang memiliki individu yang mampu menerapkan sikap hidup disiplin, tangguh, mandiri dan kreatif sebagai hasil dari proses pendidikan yang berkesinambungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun