Mohon tunggu...
Humaniora

Pendidikan Karakter Bangsa

30 September 2017   09:24 Diperbarui: 30 September 2017   09:36 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadian baik sebagai warga negara maupun individu. Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila yang meliput: 

1. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik dan berprilaku baik. 

2. Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila 

3. Mengembangkan potensi warga negara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia. Pendidikan karakter bukanlah sebuah proses menghafal materi saol ujian saja tetapi justu memerlukan pembiasaan. Pembiasaan untuk berbuat baik, berlaku jujur, kesatria, malu berbuat curang, malu bersikap malas, malu membiarkan lingkungan kotor. Karakter tidak terbentuk secara instan, tapi harus dilatih secara serius dan proporsional agar mencapai bentuk dan kekuatan yang ideal.

Pendidikan karakter di Indonesia saat ini masih kurang di miliki oleh setiap warga negaranya. Warga indonesia tersebut hanya mencari keselamatan untuk dirinya sendiri, mereka tidak mau bersusah payah untuk lebih mengembangkan apa yang telah dimilikinya, mereka masih menggantungkan dirinya kepada negara lain, padahal yang mempunyai potensi lebih maju adalah mereka sendiri.

Masalah ini di sebabkan oleh kurangnya pendidikan karakter bangsa pada warga indonesia, pemerintah sendiri mungkin masih kurang memperhatikan tentang kondisi warganya. Maka dari itu dalam pendidikan di Indonesia perlu di adakannya pendidikan karakter guna membentuk karakter bangsa yang berakhlak mulia. Selain masa pembentukan karakter pada tahap awal yaitu pembentukan karakter dalam lingkup keluarga, dalam lingkungan sekolahpun mempunyai arti penting untuk mengembangkan karakter bahkan dapat mengubah karakter anak didik yang dinilai tidak baik lalu menjadikannya karakter yang dinilai baik.

Pedidikan karakter bisa di dapat dari dua tempat. Pendidikan karakter yang pertama bisa kita dapatkan dari lingkup keluarga, dan yang kedua bisa kita dapatkan dari lingkup sekolah. Keduanya saling berkaitan sehingga kita harus mendapatkan pendidikan karakter tersebut dari kedua lingkup. Dalam lingkup keluarga bagaimana cara orang tua mendidik anak dengan baik mungkin dengan mengajarkan cara menghormati orang yang lebih tua dari kita, membantu orang yang kesusahan, gemar menabung dan tidak boleh berkata kotor. 

Nah, di sekolah sendiri menambahkan bagaimana cara seorang guru mengajarkan kebisaan yang sudah diarahkan orang tua lebih disiplin dan dilakukan dengan kegiatan sehari-hari. Agar dapat menumbuhkan rasa semangat anak seorang guru dapat mengajarkan dengan memberikan contoh-contoh permainan yang positif guna mendukung pola pikir anak.

Pembentukan karakter tidak cukup dari lingkup sekolah saja, melainkan perlu juga kesadaran dari dalam dirinya sendiri. Dia harus mau berusaha untuk mengubah nasib dirinya menjadi lebih baik lagi, tidak hanya dianggap sebagai babu, tapi bahkan mereka bisa menjadi lebih dari yang mereka kira. Kesadaran itu tumbuh melalui pemberian pengertian tentang pentingnya kita mengembangkan karakter dalam diri kita ini, dan pemberian pengertian tentang petingnya itu melalui pendidikan sejak dini. 

Maka dari itu pendidikan karater harus diajarkan kepada anak sejak mereka masih kecil, karena pendidikan yang dimulai sejak kecil sejatinya dapat diterima anak dengan baik dan mampu diingat sampai nanti dewasa agar mereka tahu baik buruk ketika mereka melakukan suatu kegiatan. Cara ini semua dilakukan guna untuk membentuk karakter bangsa yang disiplin sopan dan mampu menjujung tinggi martabat Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun