Mohon tunggu...
Nalendra
Nalendra Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA

Pagi sampai sore mengajar di sekolah lanjut sore sampai malam nyangkul di bimbingan belajar atau privat. Jualan makanan, peminat pengembangan karakter pelajar, musik, teater, puisi, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Teater Adinda di Sana Kubernaung, Aku Pelajari Berbagai Kesenian

5 Juni 2023   01:56 Diperbarui: 5 Juni 2023   02:07 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Teater Adinda di sana kubernaung

Aku pelajari berbagai kesenian

Aku dibina menjadi mandiri

Dilatih berprestasi dan trampil

Hanya itu bait mars Teater Adinda yang saya ingat. Teater Adinda adalah teater yang berdiri dari '70-an. Saya bergabung di teater ini sekitar tahun '92. Saat itu, kira-kira kelas 5 SD.  Sejak kecil, saya memang suka tampil di depan umum, seperti menyanyi, bergaya seperti penyanyi, atau sekadar gaya-gaya orang berpidato.

Melihat anaknya yang doyan tampil itu, ibu saya yang kebetulan kenal dengan seorang dubber ternama saat itu mendaftarkan saya ke teater. Teater Adinda direkomendasi oleh dubber tersebut. Lokasi latihannya berada di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat. Tidak jauh dari rumah kami.

Latihan teater berlangsung setiap hari Minggu pukul 10 pagi sampai paling lama sekitar jam 5 sore. Lokasi latihan berada di semacam aula yang cukup luas. Aula ini terlihat seperti bangunan lama. Posisinya persi di antara Masjid Amir Hamzah dan panggung terbuka. Panggung terbuka itu sendiri berada di belakang bioskop. Yang pasti latar tempat ini tidak tergambar sama sekali semenjak revitalisasi TIM. Untungnya, masih terekam baik di benak saya.

Sebelum jam 9, kami harus sudah sampai di tempat. Karena masih SD, saya selalu diantar orang tua. Sampai di tempat, setiap peserta bersamalan dengan kakak-kakak pelatih, orang tua, dan teman-teman yang sudah hadir terlebih dahulu.

Teater Adinda dibagi menjadi dua kategori: remaja dan anak-anak. Saya ikut yang anak-anak. Latihannya di tempat semacam aula tadi, sedangkan kakak-akak Adinda remaja berlatih di panggung terbuka.

Menu latihan tiap pagi adalah olah tubuh dan vokal yang dilatih kakak pelatih bernama Kak Muksin. Seingat saya, latihan olah tubuh dan vokal ini selalu dipandu Kak Muksin. Jarang sekali dipandu kakak pelatih lain sehingga Minggu pagi kami menjadi khas dengan berlatih bersama Kak Muksin tiap pagi.

Humoris. Itu kesan pertama terhadap kakak pelatih kami itu. Banyak candaan Kak Muksin yang membuat kami tertawa. Gaya tubuhnya yang lentur juga menjadi kelebihannya. Dari Kak Muksinlah, kami juga belajar pantomim. Gaya berpakaiannya pun juga keren. Sepatu jenggel hitam dan celana jeans seakan sudah menjadi ciri yang melekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun