Ditengah zaman yang kontemporer arus informasi dapat berjalan dengan cepat. Informasi bisa datang dari siapa saja tidak hanya pejabat atau pemerintahan.
Seorang dengan media elektronik bisa menyampaikan keberbagai daerah sampai berbagai Negara. Termasuk pada lapisan masyarakat manapun.
Namun sayangnya dari arus informasi yang begitu cepat ada juga yang memanfaatkan untuk membuat informasi yang kurang baik demi kepentingan kepentingan yang tidak baik. Informasi hoaks menjadi musuh bersama ditengah arus informasi yang begitu deras.
Hoaks adalah informasi yang sangat tidak dibenarkan. Informasi bohong itu akan bisa berdampak buruk bahkan bisa menimbulkan kerusuhan.
Termasuk dalam pemilihan Presiden kali ini. Informasi hoaks selalu muncul dan datang bertubi-tubi. Tentu saja untuk menjatuhkan calon dengan informasi bohong.
Saat ini informasi bohong tersebut berkembang untuk tentu saja mendelegitimasi pemilu yang berlangsung. Sasaran berita bohong itu selalu tertuju kepada Pasangan Calon Jokowi-Ma'ruf Amin.
Terhadap kondisi tersebut Ma'ruf menyampaikan agar mengantisipasi soal bahaya berita bohong atau hoax. Menurutnya Kita harus menjaga negara ini. Dan negara ini kita jaga dari perpecahan. Sekarang kita mengalami selain tsunami air, kita juga sedang mengalami tsunami hoax.
Hoax datang silih berganti. Kekacauan akibat hoax pun tak terbendung kecuali dengan hukum yang tegas.
Terhadap hoax yang datang bertubi-tubi itu bisa dikatakan sebagai bencana. Ma'ruf menyebutnya sebagai Tsunami hoax.
Hal itu terkait belakangan informasi hoax tak pernah berhenti. Masih percaya hoax berarti belum pinter, jangan mau diisukan tidak baik.
Ma'ruf pun berdoa agar RI bebas dari pembohong. karena itu negara harus dijaga.
Terhadap Infromasi yang tidak benar tersebut agar mengantisipasi hoax. Masyarakat harus menelusuri segala informasi yang datang dengan mengecek kebenarannya.