Kekuatan utama Pasangan Jokowi-Ma'ruf terletak pada perpaduan Tokoh Nasionalis dan Tokoh Religius. Setidaknya bangsa kita butuh pemimpin perpaduan karakter tersebut.
Ma'ruf Amin melengkapi sosok Jokowi yang pada periode lalu menerapkan Nawacita. Kali ini Nawacita bisa sempurna dengan balut keagamaan.
Ma'ruf Amin memang bukanlah orang yang mengajukan diri pada Jokowi. Keterpilihannya berkat diusung oleh banyak pihak dan pertimbangan pelengkap Jokowi.
Ma'ruf Amin mengatakan bahwa Nahdlatul Ulama mendukung penuh pencalonannya bersama Joko Widodo. Sebab NU-lah yang mengajukan Ma'ruf sebagai calon wakil Presiden Jokowi.
Sebagai Mantan rais Aam Ma'ruf mengaku dalam beberapa bulan terakhir banyak yang menanyakan alasannya bersedia menjadi calon wakil presiden Jokowi.
Ma'ruf mau menjadi pendamping Jokowi karena diminta ulama, NU yang menawarkan. Kalau Pak Jokowi memilih cawapres dari NU, ya, Ma'ruf Amin. Ma'ruf pun bersyukur karena dipilih oleh para kiai jadi cawapres.
Pertimbangan Para Kiai untuk mendorong Ma'ruf pun dinilai sangat tepat. Ma'ruf mempunyai spesialisasi, pemikiran dan penerapan yang sudah terbukti nyata.
Seperti kita ketahui Islam dalam sentuhan Ma'ruf mampu berdikari dan mempunyai karakter sebagaimana yg karakter bangsa. Islam Nusantara adalah besutan NU yang sudah terbukti punya identitas sendiri.
Dengan adanya Ma'ruf sebagai Calon Wakil Presiden mendampingi Jokowi sudah pasti NU akan mendukung secara utuh dan menyeluruh. NU solid mendukung pencalonannya. NU akan turun all out memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Hal ini dilakukan untuk menjaga Indonesia menjadi lebih kuat melalui perpaduan tokoh nasionalis dan Islam. Cawapres Ma'aruf Amin menyatakan perpaduan nasionalis dan Islam akan mampu menjadi kekuatan nasional di Indonesia.
Perpaduan karakter kedua tokoh tersebut adalah menjadi yang paling dibutuhkan bangsa. Bangsa kita saat ini sangat membutuhkan upaya untuk mencintai bangsanya sendiri.