Mohon tunggu...
Aji Latuconsina
Aji Latuconsina Mohon Tunggu... -

|Bukan Penganut Ajaran Agama Spilis (Sekulerisme - Pluralisme - Liberalisme) •Provokata @kutikata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

ICMI dari Masa ke Masa

7 Desember 2017   18:39 Diperbarui: 7 Desember 2017   18:47 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses pemilihan dimulai dari diusulkannya 63 nama oleh Orwil, Orda dan Orsat hingga berubah dari 63 nama menjadi 15 nama. Kemudian voting dilakukan oleh presidium demisioner, ketua dewan penasihat, ketua dewan pakar dan Orwil ICMI dari 34 daerah, hasilnya mengerucut sampai menjadi 7 nama.
Dan yang memperoleh suara voting terbanyak adalah Jimly Asshiddiqie (333 suara). 

Jimly Asshsiddiqie dinobatkan menjadi ketua ICMI (2015-2020).

ICMI sebagai Melting Pot Cendekia Muslim

Dari masa ke masa, ICMI tetap mempertahankan idealisme intelektual Islamnya guna terus berperan aktif dalam konstruksi mental dan intelektual generasi Muslim yang berbasis agama. 

Kepengurusan ICMI berbagan terbuka. Siapa saja dari warga negara yang Muslim bisa menjadi anggota ICMI. Sejak terbentuk 27 tahun yang lalu, keanggotaan ICMI berasal dari berbagai latar belakang baik formal maupun non formal. Para cendekia yang berkumpul dengan visi yang sama, mempunyai komitmen bersama untuk melakukan misi pembangunan bangsa dari berbagai aspek dengan mengutamakan nilai-nilai keislaman.

Cendekiawan yang berkumpul dalam satu tempat (melting pot) ini tak terbatas pada konsepsi cendekiawan secara khusus, artinya bahwa para pemikir ini datang dengan semangat pembaharu atas sumbangan ide, gagasan, pemikiran, serta cita-cita yang inovatif dan solutif, tentunya dengan landasan aplikasi dan implementasi nilai-nilai ajaran agama. 

Para cendekia dengan lintas profesi tersebut berasal dari kalangan intelektual tua dan muda, pengusaha, akademisi, seniman, tokoh agama, birokrat, ahli hukum, teknokrat, guru, dokter, santri, ilmuan, dan bahkan masyarakat tanpa titel pun dapat menjadi para pemikir (cendekia) dan keanggotaan ICMI. 

Keberadaan ICMI sejak tahun pertama dibentuk hingga kini sering mengalami pasang surut. Hal ini disebabkan oleh adanya pro dan kontra di kalangan intelektual yang ada di ICMI dan di luar ICMI.

Sebagian kalangan menilai ICMI sebagai organisasi yang terlalu bersifat primordial. ICMI juga dianggap bukan bermuatan massa, oleh itu ICMI tidak bisa disebut sebagai organisasi massa. Pendapat berbeda juga dikemukan oleh pihak lainnya tentang eksistensi intelektualitas keanggotaan ICMI yang tidak bisa diwakilkan oleh suatu organisasi.

Hingar Bingar Kiprah ICMI dari Masa ke Masa

Meski ada banyaknya penolakan dari berbagai pihak tidak serta-merta membuat pihak ICMI berjalan di tempat. Program-program ICMI yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi bangsa ditandai dengan hadirnya pemberdayaan ekonomi di bidang perbankan. Lahirlah (Bank Muamalat) bank Islam pertama di Indonesia yang mengadopsi sistem perbankan syariah bagi akomodasi ummat Islam dalam bidang ekonomi berbasis syariah. :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun