Mohon tunggu...
Aji Latuconsina
Aji Latuconsina Mohon Tunggu... -

|Bukan Penganut Ajaran Agama Spilis (Sekulerisme - Pluralisme - Liberalisme) •Provokata @kutikata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

ICMI dari Masa ke Masa

7 Desember 2017   18:39 Diperbarui: 7 Desember 2017   18:47 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ICMI dari Masa ke Masa

Kehadiran Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) adalah salah satu kelahiran yang diinginkan dan direncanakan. Sebagai organisasi yang berbasis intelektualisme Islam, ICMI tak lain dan tak bukan adalah hasil perkawinan sah antara ketersinggungan ideologi peradaban di luar dan kebangkitan intelektualis Muslim dari dalam. 

Setelah mendapat restu dari kebijakan Orde Baru. Tanggal 7 Desember 1990 ICMI resmi dinahkodai pertama kalinya oleh organ pemerintah yang terwakili oleh B. J. Habibie (waktu itu Menristek) sebagai ketua ICMI yang pertama. 

ICMI pada hari pertama dikukuhkan sudah bertekad untuk tidak hanya memprioritaskan umat Islam saja, tetapi juga mempunyai komitmen mulia untuk memperhatikan dan memperbaiki nasib seluruh bangsa Indonesia, karena itu  ICMI hadir sebagai organ penting bangsa dan merupakan tugas yang utama.

Sejak berdiri kurang lebih 27 tahun yang lalu hingga akhir 2017 ini, setidaknya secara organisatoris ICMI sudah dipimpin oleh lebih dari 5 ketua terpilih lewat 6 kali Muktamar. 

Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie dalam kepengurusan ICMI telah menjabat sebegai ketua ICMI selama 2 periode dimulai dari 1990-1995 (Muktamar I di Malang) dan 1995-2000 (Muktamar II di Jakarta). Selanjutnya tongkat estafet kepemimpinan ICMI hasil Muktamar III di Jakarta dipimpin oleh Adi Sasono untuk periode ke-3 tahun 2000-2005.

Perubahan terjadi pada tahun 2005 untuk memilih ketua ICMI periode ke-3, model kepemimpinan ICMI berubah dari bentuk presidensial menjadi presidium. Muktamar IV tanggal 4-7 Desember 2005 yang diadakan di Makassar menghasilkan pimpinan kolegial berupa presidium.

Dalam kepemimpinan presidium, ke lima ketua yang terpilih akan bergantian memimpin ICMI setiap satu tahunnya. Lima orang terpilih diantaranya adalah Marwah Daud Ibrahim (Presidium 2005-2006), Nanat Fatah Natsir (Presidium 2006-2007), M. Hatta Rajasa (Presidium 2007-2008), Muslimin Nasution (Presidium 2008-2009), dan Azyumardi Azra (Presidium 2009-2010).

Pada Muktamar V, 4-7 Desember 2010 di Bogor, mekanisme pemilihan ketua dengan hasil Muktamar IV masih dipertahankan di Muktamar V. Alhasil sebagian sedikit anggota Muktamar/Muktamirin yang ingin kembali ke bentuk presidensial akhirnya harus legowo menerima hasil Muktamar V dengan kembali menerapkan model presidium untuk periode 2010-2015. 

Lewat proses yang alot pemihan calon presidium yang ketat itu melalui tiga tahap pemilihan yakni pengusulan calon, penetapan calon dan pemilihan calon presidium. Maka terpilihlah 5 nama presidium dengan tahun jabatan yang dimulai dari Ilham Akbar Habibie (Presidium 2010-2011), Nanat Fatah Natsir (Presidium 2011-2012), Marwah Daud Ibrahim (Presidium 2012-2013), Priyo Budi Santoso (Presidium 2013-2014) dan Sugiharto (Presidium 2014-2015).

Namun di tahun 2015, periodisasi presidium dikembalikan ke model presidensial setelah disepakati dalam  musyawarah mufakat Muktamar VI yang berlangsung di Mataram sekaligus dirayakannya Milad ICMI yang ke-25.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun