Mencegah Disinformasi Dan Pendidikan Literasi Media Bagi Siswa
Guru atau Tenaga Kependidikan lainnya yang kesehariannya berkecimpung dan bergelut demi memajukan dunia pendidikan harus memiliki komitmen untuk terus belajar dan belajar. Belajar untuk membuka wawasan baru agar di dalam memberikan pencerahan kepada anak bangsa atau peserta didik di kelas bisa selalu Up date. Belajar sepanjang hayat sebagai upaya untuk meng upgrade diri, Â dapat dilakukan melalui berbagai jalan dan kesempatan.
Salah satunya adalah belajar secara daring yang diadakan oleh APKS PGRI, dalam Kelas Public Speaking For Teacher yang diselenggarakan setiap Selasa malam. Karena kegiatannya malam hari, dipastikan tidak akan mengganggu aktivitas mengajar, justru akan menambah ilmu - ilmu baru. Pada Selasa malam, tanggal 24 Januari 2022 adalah pertemuan yang ke 4. Tema kali ini adalah "Mencegah Disinformasi dan Pendidikan Literasi Media Bagi Siswa". Materi yang sangat kekinian ini, disampaikan oleh Narasumber hebat Nugrahaeni Prananingrum. Beliau sebagai dosen Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Jakarta dan Anggota Jaringan Pegiat Literasi Digital, tentulah sangat menguasai materi ini.
Materi yang sangat menunjang pendidikan literasi media bagi siswa, sangat penting dipahami oleh guru. Dan pada kesempatan ini saya mengajak para pendidik untuk menyimak materi selengkapnya, yang akan saya informasikan di bawah ini. Jangan sampai terlewatkan, karena semua penting adanya.
Budaya digital sebagai Penguatan Karakter Berbangsa sebagai Manusia Modern terus mengalami perkembangan dalam peradaban kehidupan manusia. Dengan adanya transformasi digital, di masa pandemi sekalipun,manusia akan lebih kreatif dan lebih inovatif. Apalagi munculnya internet sebagai komunikasi massal, menjadikan semakin meluasnya penggunaan komputer pribadi, dan kecakapan penggunaan perangkat lain seperti smartphone ( telepon pintar ).
Dengan keadaan yang terjadi seperti itu, menjadikan kondisi komunikasi melalui ruang digital akan memiliki kekhasan tersendiri yang jelas dan berbeda satu sama lain. Â Demikian juga budaya yang dibentuk oleh digitalisasi berbeda dari pendahulunya, media massa cetak dan elektronik. Terbentuknya budaya yang lebih berjejaring, kolaboratif dan partisipatif.
Perubahan - perubahan yang terjadi sejak internet ditemukan dan terus berkembang, diantaranya adalah perubahan dalam interaksi. Baik interaksi di dunia kerja, Kegiatan Belajar Mengajar, dunia bisnis dan kegiatan lain dalam upaya peningkatan ekonomi. Selain perubahan interaksi, juga membuat segala sesuatu menjadi lebih efisien dan teratur. Dengan adanya internet telah membangun jaringan komunikasi yang tidak terbatas. Partisipasi dan kolaborasi terwadahi dengan luas, merentang ruang dan waktu, serta melewati batas negara dan budaya.
Kemudian yang dimaksud dengan literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari
Transformasi digital menuju Indonesia Digital Nation yang bermartabat, berkeadilan dan berdaya saing. Hal ini ditandai dengan adanya Pemerintahan Digital yang meliputi regulasi dan kebijakan serta pengendalian. Juga terbentuknya masyarakat digital yang melakukan aktivitas digital, aplikasi dan infrastrukturnya. Demikian juga dalam ekonomi digital, akan membutuhkan sumber daya manusia digital, teknologi penunjang, riset dan inovasi.
Sebagai Pilar Pengembangan Masyarakat atau Indonesia s  Digital Pillar adalah :Â
