Mohon tunggu...
Laila N.
Laila N. Mohon Tunggu... Freelancer - Self Storyteller

Lebih suka menceritakan untuk diri sendiri, menjadi pengingat yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mewujudkan Mimpi Ibu-ibu Kampung

5 Juli 2022   11:05 Diperbarui: 5 Juli 2022   11:10 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu-ibu rewang, foto: GNFI

Jika ada pendapat netizen yang bilang privilige itu tidak penting dan tidak banyak berpengaruh dengan faktor kesuksesan. Saya mungkin akan membantahnya langsung. 

Memang bukan terjadi pada diri saya, tapi saya akan cerita gap yang terjadi pada ibu-ibu kampung.

Yang terlahir lebih awal, terlahir dengan akses informasi dan pendidikan yang lebih minimalis, ditambah pula dengan embel-embel "kampung". Lengkap sudah penderitaan atas kemampuan mereka untuk beradaptasi di masa kini.

Jarak umur ini pula yang membuat mereka masih menonton Dangdut Akademi masih di stasiun televisi, di saat ibu-ibu komplek sudah lebih senang menyaksikan lewat layar smartphone. Bukan karena tidak terlalu mengerti hp masa kini, tapi lebih ke sebuah kalimat yang selalu berulang "sayang mbak paket datanya, cuma pake paket chat".

Di balik serba keterbatasan para ibu-ibu kampung ini. Ada satu hal yang mungkin jadi kemampuan pamungkas yang hampir jarang dimiliki oleh ibu-ibu lain. Kalian boleh mendebatnya, tapi ibu-ibu kampung ini jago banget kalo udah urusan masak-memasak, tenaganya gila-gilaan. Udah pernah tahu kan, kalo hajatan di kampung bisa berhari-hari, dan makanannya buaanyak banget, dan rasanya masih terus konsisten setiap harinya. Ya, berkat skill ibu-ibu kampung ini.

Dan di segala kemampuan para ibu-ibu ini, juga tersemat mimpi yang sulit dicapai karena keterbatasan informasi tersebut. Mereka ingin kemampuan memasak mereka, bisa semakin luas jangkauannya, bisa semakin berkembang, dan yang tak kalah jauh penting, bisa memberikan dukungan ekonomi keluarga. Mereka ingin bisa menjajakan kemampuannya lewat online, namun siapa yang bisa mendukung di keterbatasan akses mereka?

Apalagi ditambah dengan data Susenas (2019), akses internet untuk kaum perempuan masih mengalami kesenjangan selama periode 2016 sampai 2019. Pada tahun 2016, selisih pengguna internet perempuan lebih sedikit 6,26% dibandingkan laki-laki pada tahun 2019. (Source: Katadata)

Padahal kan ibu-ibu bisa menjadi pendukung besar untuk meningkatkan edukasi di lingkup keluarga, karena mayoritas lebih banyak di rumah. Dan tentunya bisa menjadi penangkal hoax yang tersebar di era masa kini.

Data BPS
Data BPS

IndiHome Hadir Sebagai Pendukung Ekonomi Kampung
Penduduk kota besar mungkin lebih bisa berbangga hati mereka bisa memiliki akses informasi yang hampir tak terbatas, tapi hanya IndiHome yang berani masuk ke wilayah yang jauh dari pusat kota, tapi bisa memberikan layanan akses internet yang bisa dijangkau kelas bawah. Padahal belum tentu semua rumah di wilayah tersebut mau berlangganan, tapi misi Telkom Indonesia untuk bisa memberikan manfaat internet ke kelompok masyarakat yang paling bawah, benar-benar saya rasakan.

Inilah yang menjadi awal mula perjalanan para ibu-ibu kampung bisa mewujudkan mimpinya, mimpi yang akhirnya diwujudkan oleh IndiHome, internetnya Indonesia. Akses unlimited benar-benar mengubah pandangan terkait penggunaan internet sebelumnya yang sangat tergantung dengan kuota data. Mereka bisa maksimalisasi apapun kebutuhannya di dunia maya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun