Mohon tunggu...
Lelah_Tua
Lelah_Tua Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup itu hanya menunggu mati

Hanya orang biasa yang sudah lelah.

Selanjutnya

Tutup

Film

Menonton Cek Toko Sebelah 2 Membuat Saya Menangis

28 Januari 2023   01:17 Diperbarui: 28 Januari 2023   01:20 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama-tama, ini bukan review film. Kedua, saya sengaja menunggu sampai waktu berlalu sebelum menulis ini. Selain tidak mau dikira promosi, saya juga butuh waktu untuk menyusun kata.

Sebagian besar dari artikel ini adalah curhatan, bagi yang tidak suka, silakan, tutup saja tabnya.

Saya dibesarkan di sebuah kota kecil. Orangtua Tionghoa, sebagian besar tetangga juga Tionghoa. Jujur saya kurang bisa mengingat masa kecil saya. Tetapi yang saya ingat sampai sekarang ini adalah ketika Kerusuhan Mei 98 terjadi.

Saya ingat sekali, sampai saat ini, ketika saya mendengar suara pistol ditembakkan oleh orang tidak dikenal di depan toko, badan saya otomatis meringkuk. Saya bahkan tidak ingat apa yang terjadi setelah itu. Sampai sekarang, periode itu seperti mimpi buruk. Saya ingat stasiun televisi yang tiba-tiba menghilang sebelum kerusuhan terjadi. Dan saya yang saat itu tidak tahu apa-apa, dengan polosnya cuma berpikir 'Yah, nga bisa nonton tv lagi'

Seandainya saya tahu bahwa tidak bisa menonton tv adalah hal sepele, sangat sepele dibandingkan dengan apa yang terjadi setelah itu. Tapi yang namanya kepolosan, sekali hilang tidak akan bisa kembali.

Sekedar memberitahu, saat itu saya berusia 10 tahun. 24 tahun sudah berlalu, tapi sampai sekarang saya tidak lupa.

Sebelum itu, saya tidak pernah menyadari, bahwa selama 10 tahun saya hidup di gelembung sabun yang rapuh.

Saya tidak pernah, sedikitpun menyadari, bahwa fakta bahwa saya atau orang lain yang terlahir sebagai peranakan Tionghoa adalah sebuah alasan yang cukup bagi orang lain untuk membenci, menyakiti, merampas harta benda dan menginjak-injak kehormatan dan wibawa sebagai manusia. Cuma karena terlahir sebagai orang dengan ras berbeda.

Mungkin saya yang sensitif. Tapi sejak saat itu, saya menyadari bahwa apapun yang saya lakukan akan percuma karena saya adalah orang Tionghoa.

Contoh :

'Oh, kamu ramah ya, nga kayak orang C**a'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun