Mohon tunggu...
Mas De Sakunab
Mas De Sakunab Mohon Tunggu... Wiraswasta - Palate!

Penulis lepas. Tinggal di sekitar yang ada. Keseharian setia menikmati perilaku sosial, budaya dan diplomasi. Cenderung mengagumi ketimbang memiliki. Kini sedang dalam proses mencari dan menjadi yang terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Dunia Anak Muda

26 Agustus 2020   21:36 Diperbarui: 26 Agustus 2020   21:30 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angin berhembus dari barat. Mengejar angin lain menuju arah timur. Sekelompok anak muda sedang asyik di angkringan. Duduk melingkar dengan hati yang sederhana. Sedang di sudut lain, seorang bapak dengan nafsu melahap pop mie di tangannya. Dalam hati saya, pasti bapak ini belum makan seharian atau keburu ditunggu istri dan anak di rumah.

Seorang teman yang lebih muda memecah kesibukan kami dengan godaan yang ia tujukan kepada dua orang gadis yang lewat. Teman lain ikut menimpali godaan beruntun. Beruntung kedua gadis tak gugup, tapi berlangkah lebih cepat dari sebelumnya. Begitulah anak muda, ada kenikmatan tersendiri kalau ia bisa menggoda anak gadis di jalanan. Wajarlah!!

Angkringan tampak ramai oleh anak-anak muda yang suka berkumpul. Padahal jarang ada topik yang dibincangkan. Biasanya, datang dan mengotak-atik Hp sendiri-sendiri, hendak mencari peruntungan dari game, chat atau hal lainnya.

Saya suka asyik melihat tingkah mereka yang muda itu. Muda dalam kebersamaan, muda dalam bercinta, muda dalam berkomunikasi, muda dalam mengerti. Mereka selalu punya dunia tersendiri dan kisah yang lain pula.

Angin tak henti berhembus. Suka datang dan enggan untuk pergi dari kami. Bapak tadi yang bernafsu dengan pop mie telah pergi. Saya dan beberapa anak muda stabil menduduki kursi kebesaran di angkringan. Tak ada yang berubah. Semua seperti biasanya.

Perihal muda bisa disamakan dengan gerakan, kebersamaan, mencoba, inovatif dan produktif.

Kelak, yang muda bisa menemani lembaran-lembaran pagi siang malam.

bersambung...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun