Mohon tunggu...
Kang Chons
Kang Chons Mohon Tunggu... Penulis - Seorang perencana dan penulis

Seorang Perencana, Penulis lepas, Pemerhati masalah lingkungan hidup, sosial - budaya, dan Sumber Daya Alam

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Inilah Sektor yang Harus Unjuk Gigi di Tengah Ancaman Resesi Ekonomi

9 Agustus 2020   07:00 Diperbarui: 9 Agustus 2020   16:50 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi benih ikan.| Sumber: Dokumentasi Kementerian Kelautan dan Perikanan

Artinya saya menyimpulkan bahwa sektor berbasis pangan justru punya peluang untuk menjadi tali penyelamat dari jurang resesi ekonomi. Syaratnya tentu upaya cerdas dan political will pemerintah dalam mendorong sektor ini untuk diperkuat kapasitasnya.

Sebut saja sektor perikanan, dengan daya saing komparatif yang tinggi, mestinya pemerintah menjadikan ini sebagai leading sector dan melakukan upaya-upaya yang cerdas, strategi yang inovatif, terutama bagaimana memanfaatkan momentum untuk menjadi nilai positif bagi ekonomi nasional.

Sayang sekali jika melihat data BPS, PDB sektor perikanan justru turun dibanding kuartal I tahun 2020 dan mengalami kontraksi sebesar 0,63%. Masalah tidak terkelolanya sistem logistik terutama rantai pasok saya kira jadi penyebab utama.

Padahal jika melihat trend perdagangan produk perikanan, meski negara-negara maju tujuan utama ekspor perikanan seperti AS tengah mengalami resesi, tapi justru sektor ini masih punya peluang untuk memenuhi supply share.

Pepatah " hidup butuh makan" saya kira menjadi pertimbangan kenapa permintaan pangan justru terus ada. Wabah pandemi Covid-19 justru memicu kebutuhan pangan semakin tinggi, hanya saja terbentur kemampuan daya beli masyarakat. 

Kalau saya cermati data International Trade Center (ITC) tahun 2020, permintaan terhadap produk perikanan masih cenderung stabil. 

Sebut saja market demand udang di pasar ekspor AS masih cukup stabil pada kuartal I tahun 2020, dan saya memprediksi tidak akan berbeda signifikan di kuartal II, meski AS tengah dilanda resesi ekonomi. 

Kita tahu bahwa AS adalah tujuan ekspor terbesar produk perikanan Indonesia dengan market share sebesar 39,98%, disusul Jepang (14,98%), China (14,13%), dan Vietnam (4,08%). Dari angka ini, Indonesia baru menguasai supply share sebesar 7,06% terhadap market demand produk Perikanan AS.

Di tengah kinerja ekspor sektor manufaktur (non agribisnis) yang melorot, mestinya sektor ini bisa menjadi andalan. Bargaining Indonesia, menurut saya ada pada produk pangan yang masih potensial untuk digenjot, utama produk perikanan.

Target peningkatan nilai ekspor udang sebesar 250% di tahun 2024 akan sulit tercapai jika strategi yang digunakan biasa biasa saja yakni menempatkan Pemerintah sebagai provider, sementara swasta yang semestinya sebagai subjek bisnis tidak banyak terlibat. 

Pemerintah harus sudah mengubah upaya-upaya parsial dan instan dengan sejak awal mendorong kebijakan yang komprehensif dan integratif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun