Mohon tunggu...
Kang Chons
Kang Chons Mohon Tunggu... Penulis - Seorang perencana dan penulis

Seorang Perencana, Penulis lepas, Pemerhati masalah lingkungan hidup, sosial - budaya, dan Sumber Daya Alam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peradaban dan Dekadensi Moral

1 September 2018   14:24 Diperbarui: 24 April 2019   08:13 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : websitependidikan.com

Kita telah memasuki etape baru sebuah peradaban makhluk bumi yang konon jika tak mampu beradaptasi dengan segala kemampuan kita, maka kita akan terhempas dengan sendiri. Era milenial begitu mereka bilang, yang konon pula era ini dihuni oleh generasi baru, yakni generasi Z. Saya bahkan tidak ngerti kenapa dijuluki generasi Z, padahal Z huruf terakhir dalam deretan alpabet latin, mungkinkan ini generasi akhir zaman? He.he....

Setiap memasuki etape baru sebuah peradaban, maka dipastikan akan diikuti oleh transformasi cara manusia menunaikan kepentingannya. Ya. Era milenial merupakan dimensi ruang waktu, dimana zaman menuntut adanya kecepatan, efesiensi, otomatisasi, bahkan orientasi kearah apa yang dinamakan sebagai IoT (Internet of Things).

Singkatnya, semua hal bisa dilakukan secara instan. Dengan e-commerce apa yang anda butuhkan bisa sekejap anda dapatkan, tanpa anda harus bersusah payah naik angkutan umum berkali kali apalagi mesti antri. 

Transaksi akan lebih mengarah pada cashless transaction, bahkan uang nanti bukan lagi berbentuk fisik tapi tergantikan dengan uang elektronik. Pun halnya tenaga manusia sudah lagi tak memiliki nilai guna karena aktivitas industri akan tergantikan dengan robot yang berbasis komputerisasi.

Intinya interaksi yang melibatkan miliyaran orang per hari itu terjadi di alam maya, ada tapi tak kasat mata. Pokoknya semua terjadi diluar batas kemampuan berfikir orang awan seperti saya.

Suatu hari, saya hanya dibikin kagum (hanya bisa mlongo), tatkala menyimak sebuah presentasi dari seorang anak muda tentang bisnis yang ia geluti, sebuah bisnis yang berbasis IoT. Takjub, Omzet luar biasa. Bahkan jika anda ketahui, ternyata deretan orang terkaya di dunia adalah yang memanfaatkan teknologi informasi dalam bisnisnya, sebut saja Jack Ma dan deretan nama besar lainnya.

Peradaban baru ini juga yang ditangkap pemerintah untuk mendorong era industri 4.0. Saya tak begitu faham dengan istilah ini, namun intinya era ini adalah era digitalisasi dan otomatisasi. Targetnya efesiensi pada semua aspek dengan meraup nilai ekonomi lebih besar. Begitu kira kira.

Sayangnya kalau dilihat bisnis e-commerce atau toko online yang besar besar justru lebih dominan menjajakan produk impor bukan lokal. Imbasnya arus barang dan jasa dari luar negeri seolah tak terbendung, dari urusan tusuk gigi hingga karet gelang. Imbasnya, produk hasil karya lokal tergerus karena tak mampu bersaing.

Saya tak akan membahas dalam konteks di atas yang orientasinya lebih pada dimensi ekonomi. Saya ingin mengurai pendapat saya dari dimensi lain yakni dimensi sosial.

Sebagian besar orang akan menyambut dengan gempita era milenial ini dengan segala nilai lebihnya. Bahkan dalam laporan perkembangan kependudukan yang dikeluarkan Bappenas, Indonesia berada pada puncak bonus demografi. 

Artinya penduduk Indonesia lebih banyak didominasi oleh usia produktif yang nota bene generasi muda. Maka, tak ayal dalam gelaran Pilpres/pileg mendatang, generasi ini seolah menjadi objek rebutan dalam mendulang suara. Caranya, mereka tonjolkan sosok zaman old tapi gaul. Walau menurut saya sedikit salah kaprah, karena memaknai era milenial dengan perubahan penampilan dan gaya bukan kreativitas yang bernilai tambah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun