Mohon tunggu...
Kang Chons
Kang Chons Mohon Tunggu... Penulis - Seorang perencana dan penulis

Seorang Perencana, Penulis lepas, Pemerhati masalah lingkungan hidup, sosial - budaya, dan Sumber Daya Alam

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Membangun Akuakultur yang Bertanggung Jawab

15 Mei 2018   19:21 Diperbarui: 16 Mei 2018   20:52 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Kedua, daya dukung dan daya tampung lingkungan. Daya dukung lingkungan secara umum diartikan sebagai kemampuan lingkungan dalam menopang/mendukung perikehidupan makluk hidup. 

Dalam konteks akuakultur, maka daya dukung lingkungan merupakan kemampuan lingkungan dalam menopang kehidupan ikan secara optimal. Sedangkan daya tampung lingkungan dapat diartikan sebagai kemampuan lingkungan dalam menerima unsur/materi yang masuk serta kemampuan me-recovery kondisi yang semula tidak stabil menjadi kembali stabil.

Daya dukung lingkungan yang baik adalah pada kondisi dimana siklus kehidupan dalam sebuah ekosistem berjalan dengan normal, sehingga mampu menopang prikehidupan ikan/udang yang dibudidayakan. 

Sangat disayangkan, manakala pelaku usaha budidaya karena termotivasi meraup hasil produksi yanng tinggi lantas melakukan budidaya tanpa memperhitungkan daya dukung lingkungan yang ada. 

Kita lihat misalnya di Pantai Utara Jawa, hasil kajian daya dukung lahan yang dilakukan jauh sebelumnya menyebutkan bahwa daya dukung lahan hanya sekitar 40% dengan rekomendasi teknologi maksimal semi intensif, kondisi ini mestinya sejak dini menjadi bahan acuan pelaku usaha budidaya.

Di perairan umum  berbagai masalah lingkungan kemudian muncul dan mengakibatkan masalah pada usaha budidaya. Di waduk Jati Luhur dan Cirata misalnya, kita bisa lihat betapa perairan waduk tertutup rapat oleh Karamba Jaring Apung yang tak tertata, hampir tak ada space penyangga sama sekali. 

Hasil kajian yang telah dilakukan sejak lama menyimpulkan bahwa daya dukung dan daya tampung lingkungan justru sudah tidak mampu menopang, namun anehnya sampai saat ini tidak ada pembatasan yang disesuaikan dengan daya dukung dan daya tampung yang ada. Akibatnya kematian masal ikan terus menerus terjadi.

Dalam konteks perairan umum ini, maka pengendalian tidak bisa dilakukan secara parsial, namun harus secara komprehensif, ini mengingat potensi massalah lingkungan yang terjadi bukan hanya diakibatkan oleh aktivitas akuakultur saja, tapi dapat bersumber dari limbah  anthropogenik dan industri yang mencemari sepanjang DAS (Daerah Aliran Sungai). 

Pendekatan pengelolaan perairan umum seperti waduk Jati Luhur dan Cirata harus berdasarkan pada pengelolaan yang bersifat eco-region dan bukan hanya menjadi tanggungjawab satu kawasan administratif saja.

Kita tidak bisa menampik kenyataan bahwa sebenarnya ada kekhawatiran terkait implementasi modernisasi teknologi. Input teknologi yang tinggi justru dikhawatirkan akan memaksa penggunaan input produksi yang besar dan tak terkontrol. 

Kekhawatiran beberapa pihak tersebut bukan tanpa alasan, penerapan highdensity misalnya, akan memicu penggunaan input pakan dan energi, dimana disatu sisi belum adanya jaminan pengelolaan limbah yang efektif, atau lebih parah lagi tidak dilakukannnya kajian daya dukung lingkungan sebelumnya. Kondisi ini sudah dipastikan akan menimbulkan masalah di kemudiaan hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun