Mohon tunggu...
Leanika Tanjung
Leanika Tanjung Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

The Lord is my sepherd

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

I am Joker, "Jokowierr"

15 Oktober 2019   02:01 Diperbarui: 15 Oktober 2019   02:13 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover ini aku screenshoot dari laman Purwani Diyah Prabandari karena tidak bisa dishare. Ndari, penguasa Tempo Bahasa Inggris.


Beberapa hari ini, kami berdebat di WA Group Tempo dan mantan Tempo, tentang cover Jokowi. Sangat keras dan terkadang menohok, ada banyak sindiran, tapi kami tetap berteman. Dasar kami harusnya sama, Indonesia yang lebih baik.

Cover Tempo edisi Bahasa Inggris, menurutku kurang menohok, biasa saja. Bukan itu yamg kuharapkan Ndari. Aku selalu bilang, ke mahasiswa pun selalu kutekankan, salah satu fungsi media adalah koreksi. Media bisa mengkritik pemerintah, siapapun dia, asalkan berdasarkan fakta.

Sekali lagi, jurnalisme bicara soal FAKTA, FAKTA, dan FAKTA. Sebagai wartawan, kamu bisa mendengar apa saja, diributkan dengan noise di sekitarmu, kamu lalu bingung. Apa yang harus kamu lakukan? Carilah fakta, bukan gosip, hear say, apalagi fitnah.

Aku dan Ndari sepakat, Jokowi sendirian dalam beberapa isu belakangan ini. Dia harus disadarkan, diingatkan bahwa ada puluhan juta rakyat Indonesia di belakangnya. Jadi Pak, jangan takut mengambil keputusan. Kalau masih bingung Pakde, tanya nuranimu.

Media, dalam hal ini Tempo, sebenarnya hanya berusaha mengingatkan itu. Jokowi harus lebih berani mengambil keputusan, meski keputusan itu tidak disukai parpol pendukungnya.

Setuju, tapi cover Tempo di sebelah kanan itu, tidak mencerminkan sebuah peringatan pada Jokowi. Lebih besar unsur menjatuhkan. Ini pandanganku pribadi.

Jokowi tak harus disanjung-sanjung, itu bikin dia jatuh. Kritik dia dengan fakta, sesuaikan cover dengan fakta, bukan imajinasi liar, karena ini media, bukan roman picisan.

Ketika seorang wartawan menulis berdasarkan fakta, maka ilustrator juga harus membuat cover berdasarkan fakta. Tidak lebih dan tidak kurang.

Oh ya, di grup itu kami berdebat kencang, tapi kami sadar, tak ada yg lebih indah dari masa-masa ketika kami menjadi reporter di Tempo. Meski sekarang posisinya sudah beda-beda, ada yang masih wartawan di Tempo, ada penguasa media, PR, ada yang dekat dengan penguasa (kata dia beberapa hari lalu baru ketemu Jokowi, si Bapak biasa saja menanggapi cover tentang dirinya. Aku cuma komen, aku kok ga diajak hihihi), kami tetap berusaha menjaga persahabatan, yang lebih banyak lucunya hahahaha....

Berteman tak harus menyanjung. Hati-hati tersandung. Ada yang lebih dari itu, berbeda keras, tapi tetap ketawa-ketiwi, mentertawakan ketololan di masa lalu..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun