Mohon tunggu...
Dom Asteria
Dom Asteria Mohon Tunggu... Jurnalis - Energy Journalist

Sapere Aude

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hidup Bersahabat di Tengah Saudara Pengidap Kusta

17 Juli 2021   22:11 Diperbarui: 22 Maret 2022   19:42 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bersahabat by StockSnap. Sumber: https://pixabay.com/

Sudah sejak lama penyakit kusta dijauhi oleh masyarakat yang sehat seperti aku. Mereka kerap didiskriminasi karena penyakit kusta itu menular, sehingga masyarakat lainnya enggan untuk mendekati mereka. Perjuangan mereka bukanlah sebuah perjuangan seperti perjuanganku, tetapi perjuangan mempertaruhkan harga diri. 

Mereka sangat mengharapkan belaskasihan dari orang lain dan itu tidak sulit untuk mereka ungkapkan. Mereka kesulitan mencari kerja di instansi-instansi tertentu. Hidup sehari-hari bertumpu pada bantuan orang lain dan hasil perkebunan. Meskipun perkebunan mereka untukku kurang serius digarap.

Aku tinggal bersama mereka dan mencoba melakukan apa yang sehari-hari mereka lakukan. Mencari buah pinang di belakang rumah induk semangku pun aku lakukan tanpa sepengetahuan mereka. Meskipun di sekitarnya terdapat banyak kuburan dan hewan-hewan hutan.

Menarik! Ya, sangat menarik hidup bersama mereka. Pengalaman ikut memperbaiki sumber air mereka, jujur sangat melelahkan karena setiap hari harus mendaki bukit sembari mengangkat bahan-bahan bangunan, menganimasi mereka tentang kebersihan lingkungan, mendengar cerita-cerita kehidupan mereka, dlsb. 

Aku mendapati mereka taat pada iman mereka. Ketaatan itu tidak hanya tampak pada pelaksanaan ritus-ritus agama, melainkan tercurah pada perlakuan sehari-hari.

Benar ada anggapan bahwa keluarga ini "kaum terpinggirkan", "kaum marginal" dan bisa dikatakan "sangat jelata". Namun, dari kekurangan itu mereka masih bisa menyumbang banyak hal bagi kebaikan bangsa. Mereka terlibat aktif dalam pembahasan hidup berpolitik pun berbaur dengan pimpinan-pimpinan daerah setempat. Meskipun sebenarnya secara psikologis, mereka masih merasa dihindari banyak orang. 

Menyadari dampak merusak dari penyakit ini di bidang sosial, ekonomi dan psikologis, maka pada bulan Desember 2010 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi resolusi tentang penghapusan diskriminasi terhadap "eks kusta" dan keluarga mereka. 

Resolusi ini memuat prinsip-prinsip dan pedoman-pedoman dan menegaskan kembali bahwa "eks kusta" dan anggota keluarga mereka harus diperlakukan sebagai individu yang bermartabat dan berhak atas semua hak asasi manusia dan kebebasan fundamental yang berdasar pada hukum kebiasaan internasional, konvensi yang relevan, konstitusi dan hukum nasional.

Yuk, bersama-sama menguatkan siapa saja. Dan itu banyak terjadi saat ini, lekas sehat dunia.

Dom Asteria

Sambil menunggu balasan chat dari seseorang, 17 Juli 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun