Mohon tunggu...
Kautsar lazuardi sabila
Kautsar lazuardi sabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN KHAS Jember

Jember 28 September 1999

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Koordinasi dan Komunikasi dalam Manajemen Berbasis Sekolah, Madrasah, dan Pesantren

12 Juni 2021   18:43 Diperbarui: 12 Juni 2021   18:55 2145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manajemen berbasis sekolah atau MBS adalah  manajemen yang mengatur pengelolaan sekolah dalam memberikan  otonomi yang lebih besar kepada  sekolah dan mendorong atau meningkatkan partisipasi warga sekolah dalam pengambilan keputusan untuk mengembangkan mutu yang ada di sekolah. Otonomi berarti hak untuk mengelola semua masalah secara mandiri. 

Namun, sejauh menyangkut MBS di Indonesia, pelaksanaannya masih tunduk pada peraturan perundang-undangan nasional dan daerah yang berlaku. Ini berarti otonomi sebagaimana dimaksud dalam penafsiran Pasal 51(1) Undang-Undang Sisdiknas Nomor 23 Tahun 2003 merupakan bentuk relatif dari desentralisasi, yang melibatkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional dan daerah. Namun, dengan MBS, tanggung jawab sekolah menjadi lebih besar. 

Sekolah harus menunjukkan hasil jerih payahnya dan kekuasaan yang lebih besar yang diperolehnya sebagai sistem pertanggungjawaban kepada warga sekolah dan pemerintah. Menurut  Danim (2007), manajemen berbasis sekolah adalah suatu proses kerja komunitas sekolah dengan cara menerapkan kaidah kaidah otonomi, akuntabilitas, partisipasi, dan sustainability untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara bermutu. 

Model manajemen ini ditunjunkkan untuk memberikan kemandirian dalam menjalankan serta mengembangkan mutu pendidikan yang ada disekolah berdasarkan peraturan kebijakan pendidikan nasional. Lewat MBS setiap lembaga pendidikan bisa memilih kebijakannya sendiri dalam rangka meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan  dengan menunjang keinganan masyarakat sekitar serta membuat kerjasama yang erat antar sekolah, stackholder, dan pemerintah dalam membentuk pribadi peserta didik yang lebih baik. Model pendekatan manajemen ini yaitu sistem pengelolaan yang luas dalam berbagai aspek serta tak luput dari aspek komunikasi dan koordinasi.

Komunikasi Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu cum, kata depan yang berarti dengan atau bersama-sama, dan kata satuan kata bilangan berarti satu. Kedua kata ini membentuk kata benda community, yang dalam bahasa Inggris disebut community, yang berarti kesatuan, persatuan, dan kesatuan persekutuan, asosiasi, dan hubungan. 

Karena komunikasi membutuhkan kerja keras dan kerja keras, maka kata ini merupakan kata kerja "communication", artinya berbagi sesuatu dengan seseorang, bertukar, membicarakan sesuatu dengan seseorang, memberi seseorang sesuatu, berbicara, bertukar pikiran, menghubungkan, berteman. Jadi, komunikasi berarti pemberitahuan dialog, dialog, pertukaran ide atau hubungan. 

Menurut Rosadi Ruslan(2005:79), kata komunikasi berasal dari perkataan bahasa Latin: communication yang berarti "pemberitahuan" atau "pertukaran pikiran". Dengan demikian maka secara garis besar dalam suatu proses komunikasi harus terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima Pesan). 

Seperti yang terlihat dari pengertian komunikasi diatas, maka mengkomunikasikan dalam pengelolaan manajemen berbasis sekolah dapat dilakukan dengan hal-hal yang berbau dan berhubungan dengan komunikasi itu sendiri. Dalam lingkungan sekolah, komunikasi yang dapat terjadi dalam manajemen sekolah adalah melalui pertemuan antara kepala sekolah, dosen, dan warga lingkungan sekolah tentang apa saja, baik itu BP3, rencana studi, atau keadaan sekolah. bahwa. 

Rapat menganut sistem musyawarah, dan kepala sekolah sebagai pemimpin rapat bersifat arif dan bijaksana (dapat mendengarkan pendapat orang lain). Jika musyawarah tidak berjalan dengan baik, sistem voting juga bisa ditempuh. Bagaimana cara berkomunikasi dengan peserta didik? Cara yang benar adalah berbicara tentang apa yang ingin Anda bicarakan dengan bertemu dengan orang tua yang menjadi anggota komite sekolah, atau berbicara dengan orang tua siswa melalui guru. 

Dalam suatu organisasi, setiap pemimpin perlu mengkoordinasikan kegiatan anggota organisasi untuk menyelesaikan tugas. Melalui manajer untuk menyampaikan informasi yang jelas, komunikasi yang tepat dan pembagian kerja kepada bawahan, setiap bawahan akan melakukannya sesuai dengan wewenang yang diterima. 

Tanpa adanya koordinasi dari setiap pekerjaan individu karyawan, tujuan perusahaan tidak dapat tercapai. Koordinasi adalah proses pengintegrasian (integrating), penyelarasan dan penyederhanaan pelaksanaan tugas individu secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Hasibuan (2009:85) berpendapat: "Koordinasi adalah kegiatan membimbing, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan unsur-unsur manajemen dan pekerjaan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun