Mohon tunggu...
Lay Rusli Mulyadi
Lay Rusli Mulyadi Mohon Tunggu... -

Ketua Umum Asosiasi Solder Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money

Pasar Timah Indonesia

28 Desember 2011   11:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:39 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Dengan dimasukkannya kontrak komoditi timah INATIN dalam bursa ICDX menandai berdirinya Pasar Timah Indonesia. Pasar yang seharusnya menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia keseluruhan, walaupun saat ini INATIN belum efektif diperdagangkan, sudah terlebih dahulu menuai pro dan kontra, sudah disambut saling hujat diantara personil inti yang berkepentingan.

Tujuan semula pembentukan Pasar Timah Indonesia adalah untuk memperbaiki/mendongkrak harga jual timah yang terpuruk dibawah $ 22,000 perMT pada September 2011, menuju target harga diatas $ 25,000 perMT. Terlepas dari niat baik pembentukan pasar timah di Indonesia, ditinjau dari tujuan pembentukannya terutama untuk mendongkrak harga timah jelas sangat keliru. Harga timah berfluktuasi tinggi maupun rendah tidak memilih pada pasar mana komoditi tersebut diperdagangkan, ingat pada April 2011 harga timah pada pasar perdagangan fisik KLTM dapat mencapai lebihdari $ 32,000 perMT, pada saat yang sama settlement price dan forward price pada LME tidak jauh berbeda, semuanya sangat jauh lebih tinggi dari harga yang diharapkan Asosiasi Timah Indonesia yang hanya $ 25,000 perMT.

Pada Pasar Timah Indonesia pun, bila terus-menerus permintaan komoditi timah sangat kecil jauh dibawah ketersediaan-penawaran, maka harga akan berfluktuasi tertekan turun, dan sebaliknya bila terus-menerus permintaan komoditi timah sangat besar jauh diatas ketersediaan-penawaran, maka harga akan berfluktuasi naik. Pasar adalah dinamis selalu menyesuaikan pada situasi dan kondisi terkini, angka-angka permintaan maupun ketersediaan-penawaran tahun lalu tidak dapat dipakai sebagai tolok ukur pasar saat ini.

Kepentingan mendirikan Pasar Timah Indonesia saat ini cenderung dilandasi rasa nasionalisme bahkan kedaerahan (Babel – Babel Tin Market). Tak ada salahnya Indonesia sebagai penghasil timah yang besar menginginkan memiliki pasar timah yang dapat memfasilitasi dan mengakomodasi seluruh kepentingan produsen timah nasional. Satu hal yang tak kalah pentingnya adalah memfasilitasi dan mengakomodasi kepentingan dan keinginan para pembeli timah tersebut, pembeli akan datang kepasar mana yang lebih menarik dari segala aspek, termasuk kemudahan melakukan transaksi, dsb.

Memiliki dua bahkan lebih pasar timah di Indonesia tidaklah berlebihan, INATIN pada ICDX (produk terstandar) cenderung diminati para pembeli dari industri lanjutan produk hilir timah, sedangkan Babel Tin Market dapat dirancang sesuai kebutuhan keberadaan sebagian besar produsen/smelter timah di Babel saat ini yaitu belum terstandar yang diakui badan independen, sementara ini para pembelinya adalah para Tin Refinery bermerk terdaftar di LME.

Target Asosiasi Timah Indonesia untuk harga timah diatas $ 25,000 perMT belum tercapai. Permasalahannya bukan karena belum beroperasinya Pasar Timah Indonesia, terlebih karena secara bersama-sama mereka tidak fokus pada sasarannya, tidak bersatu dalam menyusun strateginya, dan terutama memperjuangkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi. Hal ini akan sangat membahayakan perjalanan industri timah itu sendiri, bahkan pada saat Pasar Timah Indonesia sudah beroperasi penuh sekalipun.

Lay Rusli Mulyadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun