Mohon tunggu...
Darwis Kadir
Darwis Kadir Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya ingin bercerita tentang sebuah kisah.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ketika Bumi Macet, Ini yang Akan Terjadi

2 Maret 2018   19:26 Diperbarui: 2 Maret 2018   19:33 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu ini siswa saya kelas 9 belajar materi tentang pola dan bentuk muka bumi. Mata pelajaran IPS Terpadu masih kurikulum KTSP semester 2. Ada yang menarik ketika saya tayangkan slide berupa gambar permukaan bumi. Gambar bumi versi animasi itu terus berputar. Saya kemudian menjelaskan pada siswa bahwa seperti inilah bumi yang kita tempati. Setiap saat selalu berputar tiada henti.

Pergantian dari siang ke malam,menurut ilmu pengetahuan adalah proses berputarnya bumi mengelilingi matahari. Sinar matahari yang kemudian mengenai belahan bumi itu yang kemudian dikatakan siang dan yang tidak terkena sinar matahari akan mengalami malam. Pada saat disekolah dasar oleh guru kami pada saat itu untuk membuktikan fenomena ini, diadakanlah praktek. Sebuah globe dan sebuah senter. Globe itu diletakkan di atas meja kemudian diputar. Salah seorang teman kami menyenternya.

Belahan bumi yang terkena senter itulah mengalami siang hari,dan belahan bumi lainnya yang tidak tercover lampu senter menjadi malam. Pelajaran itu masih saya ingat sampai sekarang. Proses terjadinya siang dan malam itu menurut ilmu pengetahuan yang berlaku sekarang. Bagaimana kalau menurut agama ? Dalam agama islam pun sudah dijelaskan bahwa pergantian siang dan malam adalah bukti kekuasaan Allah dan menjadi tanda bagi orang yang yang berpikir.

Saya kemudian memberikan pertanyaan, sekiranya suatu saat bumi kita berhenti berputar,dan sinar matahari pada saat itu tepat menyinari benua asia khususnya Indonesia tepat pada jam 12 siang ?. Kejadian itu terjadi di musim kemarau. Berlangsungnya juga selama 1 Minggu. Anggaplah terjadi kemacetan pada proses berputarnya bumi pada porosnya. Apa yang akan terjadi?

Para siswa itu memberikan jawaban bernada sama.Intinya manusia akan kepanasan dan menderita. Betul,Saya membenarkan semua jawaban mereka. Bagaimana tidak ? Bayangkan pada saat matahari berada pada titik kulminasi saat itu. Panasnya sangat terasa. Kita lebih memilih berdiam di dalam rumah ketika cuaca sangat terasa ekstrim. Mungkin tidak ada aktivitas yang dapat dilakukan dalam kondisisi panas seperti itu. Manusia,hewan ternak dan tumbuhan pasti menderita. Manusia mungkin akan dehidrasi,hewan dan tumbuhan akan kehausan terus menerus. Dilain sisi air sungai,danau,sumur,laut akan cepat menguap oleh pemanasan yang ekstrim ini.

Ketika sumber air itu mengalami kekeringan, apa yang mesti kita perbuat? menunggu kematian. Ya seperti itu,menunggu kematian kata yang tepat. Air adalah sumber vital kehidupan manusia.Ketika air bermasalah merupakan kiamat bagi kehidupan kita. Dampak lainnya adalah kebakaran. Api akan cepat menyebar dalam kondisi ekstrim tersebut. Sedikit saja pemicunya maka kebakaran akan terjadi. Mana lagi rerumputan yang mengering akan cepat terbakar kerika mendapatkan sengatan sinar matahari dalam jangka waktu lama. Api mudah dipadamkan dengan air. Ketika air tak ada,apa yang harus diperbuat untuk memadamkannya dalam kondisi serba panas.

Ketika hal itu terjadi,maka bayangkan juga dampak yang terjadi pada belahan bumi lain yang sedang mengalami kegelapan. Penduduk daerah itu akan mengalami malam yang berkepanjangan. Mereka akan butuh penerangan untuk menerangi aktivitas mereka. Berapa banyak sumber energi yang dipergunakan untuk penerangan itu.

Berapa liter minyak bumi seperti bensin,solar,oli,batu bara dll disuplai untuk menerangi kegelapan itu. Tubuh mereka juga akan bermasalah karena tak mendapat asupan sinar matahari dalam proses pembentukan tulang. Seperti itu juga hewan dan tumbuhan. Tak ada fotosintesis terjadi untuk perkembangan tumbuhan.

Namun syukurlah,karena gambaran diatas hanyalah seandainya. Betapa besar karunia dan nikmat Allah yang diberikan pada manusia.Maka pantaslah kita mensyukurinya,karena sekecil perubahan yang terjadi akan memberikan dampak yang pengaruhnya sangat besar bagi manusia. Seperti itu tadi sekiranya Allah menghentikan bumi kita ini berputar selama satu minggu tepat ketika matahari berada pada titik kulminasinya (Pukul 12 siang).Maka kita akan terpapar sinar matahari itu dengan segala akibatnya yang akan mengakhiri kehidupan kita di Bumi. 

Tapi Allah masih menyanyangi kita. Masihkah kita tak mau bersyukur ? Jadilah orang-orang yang berpikir sebagai tanda kita mengakui kekuasaan Allah SWT. Bacalah surah Ar-Rahman,maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun