Mohon tunggu...
Darwis Kadir
Darwis Kadir Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya ingin bercerita tentang sebuah kisah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mari Belajar Sihir yang Halal

1 Maret 2018   23:33 Diperbarui: 1 Maret 2018   23:40 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perihal senyum saya rasa tak ada yang tak pernah melihatnya. Walaupun dia orang pelit sekalipun tersenyum. Senyum sebenarnya itu bentuk aktivitas bibir yang mengembang untuk ekspresi rasa senang.

Senyum bisa menjadi alat pertemanan. Mau bukti ? Coba saja tersenyum pada seseorang dan mendekat padanya. Yakin anda akan melanjutkan senyum tadi berkembang pada pembicaraan. Selanjutnya anda berteman mengembangkan topik pembicaraan lebih luas di kesempatan lain.

Senyum bisa diterapkan dalam dunia dagang.Ada pemilik perusahaan atau toko yang mewajibkan pegawainya senyum pada pelanggan. Ini bertujuan untuk menarik simpati konsumen agar merasa nyaman berbelanja. Hasilnya keuntungan yang diperoleh meningkat. Para konsumen akan menjadi langganan tetap.

Di negara Cina ada pepatah mengatakan,manusia yang tidak bisa tersenyum jangan membuka toko. Betapa dahsyatnya efek psikologis akibat sebuah senyum. Orang Cina itu mengakui itu,dan memang rata-rata etnis cina itu berprofesi pedagang.

Dalam agama pun kita dianjurkan senyum sebagai bentuk hubungan antar manusia. Senyum adalah sedekah. Anda mau bersedekah bukan materi,silahkan senyum pada orang-orang yang anda temui. Tentunya senyum yang tulus.

Murahkanlah senyum yang anda miliki. Menurut sahabat Rasulullah,mengatakan tidak pernah melihat orang yang paling murah senyum selain Rasulullah Muhammad SAW.

Untuk jadi pribadi yang menawan,senyum adalah salah satu unsur pembentuknya. Muatan senyum itu bermakna magnetis bagi jalinan hubungan sosial. Ketika anda memiliki pribadi magnetis,yakin keakraban akan terjadi berkat faktor penarik dari diri anda itu.

Mungkin tak salah kalau saya mengutip sebuah pernyataan. Bahwa pelajarilah sebuah sihir yang halal. Adakah ?. Sihir halal itu adalah senyum.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun