Mohon tunggu...
Kosmas Lawa Bagho
Kosmas Lawa Bagho Mohon Tunggu... Auditor - Wiraswasta

Hidup untuk berbagi dan rela untuk tidak diperhitungkan, menulis apa yang dialami, dilihat sesuai fakta dan data secara jujur berdasarkan kata hati nurani.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kualitas Orang Sukses di Tengah Covid-19

8 Mei 2020   13:54 Diperbarui: 8 Mei 2020   13:56 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjelang akhir tahun 2019, dunia dikejutkan dengan wabah pandemi - corona. Penyebaran virus yang telah merenggut puluhan ribu nyawa manusia di planet bumi ini berasal dari Wuhan, Cina. Awal proses penyebarannya, banyak orang acuh tak acuh bahkan ada sebagian mungkin menertawakan orang-orang di sana dengan segala macam komentar negatif lainnya.

Cina terutama orang-orang Wuhan, bahu-membahu sendirian untuk bisa keluar dari wabah yang menakutkan tersebut. Perlahan tapi pasti, Wuhan dan Negeri Tirai Bambu bisa mengatasinya walau ribuan warganya harus pamit lebih cepat ke dunia seberang sana.

Perlahan dan pasti menyentuh dinding planet bumi. Virus corona yang lebih dikenal dengan nama cantik Covid-19 terus menyebar memberikan ancaman ketakutan dan kematian kepada seluruh pelosok bumi ini. Covid-19 akhirnya menjadi wabah dunia. Setiap Negara tanpa kecuali harus berkutat dengan covid-19.

Indonesia pada paruh minggu ke-2 Maret, mulai dirasakan dan terus meningkat hingga awal pekan pertama bulan April. Orang Kristen dan Katolik tidak bisa merayakan Hari Puncak Tri Hari Suci (Pekan Suci) di rumah-rumah ibadat meraka yang telah dibangun dengan susah payah. Hubungan dengan Tuhan dalam perayaan Ekaristi secara bersama-sama dihentikan total. Orang merayakannya dari rumah dalam keluarga-keluarga kecil dengan tetap menjaga jarak dan menjalankan instruksi kesehatan lainnya seperti menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, jaga jarak dan tinggal di rumah masing-masing.

Perayaan Paskah Kebangkitan Kristus juga dilakukan secara livestreaming. Sebagian umat harus merayakannya dengan deraian air mata. Tidak lupa, satu dua imam merayakan misa dengan kesedihan mendalam dan ada yang jatuh air mata. Ujian benar-benar diluar akal dan nalar manusia. Segala kehebatan manusia dengan keagungan akal budinya serta sejumlah kehebatan digitalisasi maupun obat-obatan ambruk seketika dihadapan wabah covid-19. Negara adidaya Amerika Serikat pun tak bisa berkutik. Semuanya baru tahu bahwa ternyata kekuatan manusia apa pun hebatnya ada batasnya.

Di tengah penyebaran covid-19 yang makin menakutkan, ada saja orang-orang yang menawarkan semangat optismisme. Melalui doa, pantang dan amal, yakinlah bahwa wabah covid-19 pasti berakhir. Penulis termasuk salah satu yang juga berusaha dengan rendah hati untuk tetap tegar dan memberikan semangat optimisme di tengah ketakutan sebagai manusia.

Ada waktu liburan Paskah (Katolik, red), setelah melakukan tugas rumah tangga sekitar rumah yang cukup sempit di kota, penulis berusaha membaca beberapa buku yang meningkatkan adrenalin semangat optimisme di tengah ketakutan covid-19. Salah satu buku menjadi favorit adalah buku tulisan Brian Tracy yang berjudul "The Power of Self-Confidence"  dialihbahasakan oleh Desak Pusparini, editor Selviya Hanna, terbitan MIC PT Menuju Insan Cemerlang, Surabaya, Juni 2013.

Tulisan tersebut menawarkan kepercayaan diri sebagai salah satu kunci mental dan fisik agar orang bisa meraih kesuksesan dalam menata kehidupan baik pribadi maupun dalam perusahaan atau bisnis.

Penulis tertarik dengan tulisannya pada halaman 176-178 tentang lima kualitas utama kesuksesan. Menurut Brian Tracy, ada lima kualitas utama  yakni:

1. Kemampuan Menilai Situasi.  
Brian Tracy menulis bahwa kualitas kesuksesan yang pertama dan terpenting adalah kemampuan menilai situasi. Kemampuan menilai situasi artinya kemampuan menentukan inti masalah serta mengenali dan berhadapatn dengan elemen-elemen penting dari masalah atau situasi tanpa terpancing oleh isu atau sinyalemen yang lebih kecil.

Saat covid-19 merebak, orang sukses tetanp tenang, tidak panik mengenali fakta dan data tanpa terpengaruh dengan isu atau berita hoax yang merugikan diri sendiri terutama bisnisnya. Usaha atau bisnisnya tetap melakukan penetrasi sambil mengamati kondisi secara akurat agar pelaksanaan usahanya berjalan efektif, efisien dan produktif. Kemampuan menganalisis situasi membuat orang sukses tetap meraih profit di tengah covid-19 yang semakin mengancam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun