Mohon tunggu...
Kosmas Lawa Bagho
Kosmas Lawa Bagho Mohon Tunggu... Auditor - Wiraswasta

Hidup untuk berbagi dan rela untuk tidak diperhitungkan, menulis apa yang dialami, dilihat sesuai fakta dan data secara jujur berdasarkan kata hati nurani.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Benarkah Banyaknya Capres untuk Melawan Presiden Jokowi!

26 Mei 2018   09:11 Diperbarui: 26 Mei 2018   09:27 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hampir sepekan terakhir, saya tidak terakses sama sekali dengan pemberitaan baik televisi maupun internet. Saya memang tidak berada jauh dari keramian kota untuk suatu tugas kantor. Di tempat saya bekerja selama sepekan, memang masih bisa berkoneksi dengan internet sebagai salah satu sumber informasi alternatif pada era milenial ini.  Hp bahkan saat ini diasumsi sebagai sumber informasi terpenting dan terlengkap. Apa saja, kita dapat menangkap atau mengakses segalanya pada barang "bodoh" yang super pintar tersebut hehehe.

Saya sengaja tidak mengkoneksi hp oppo milik saya ke internet (pulsa data) agar bisa fokus dalam penyelesaian tugas-tugas yang dipercayakan kepada saya. Selama sepekan, saya fokus bekerja meski kadang waktu malam dalam kesendirian di kamar, saya sesekali menelpon isteri di kota untuk sekedar menanyakan kondisi anak kami terutama anak bungsu yang bernama Christian Armando Lawa Bagho serta ia sekedar melepas rindu. 

Christian memang selalu saya rindu untuk mendengarkan kabarnya apabila saya berada di luar daerah. Apalagi Christian yang nama panggilnya Ciro sebagai apresiasi saya kepada pemain fans saya, Cristian Ronaldo yang sebentar lagi akan bertanding mempertaruhkan segalanya dalam final Liga Champions di Kiev dini hari nanti.

Oleh karena, tidak banyak akses maka saya sendiri tidak lagi ikut perkembangan perhelatan politik nasional. Ternyata dalam sepekan terakhir ada banyak dinamika dan perubahan yang super dahsyat. Ada RUU Terorisme. 

Ada terorisme yang melibatkan perempuan dan terutama anak-anak. Sungguh suatu tragedi maha dahsyat ketika anak-anak dari satu keluarga dicuci otak mereka untuk membunuh siapa saja termasuk anak-anak juga. Nathan dan Evan hanyalah contoh dari korban terorisme. Terorisme jenis ini sungguh dahsyat daya rusaknya bagi kemanusiaan sehingga memang apa pun alasannya harus dihentikan. Negara bertindak cepat.RUU Terorisme segera dan mungkin sudah disahkan menjadi UU.

Ada juga pemberitaan tentang pertarungan tim Piala Thomas dan Piala Uber. Saya sendiri tidak pernah tahu dan tahu-tahunya pagi ini, Tim Thomas dan Uber Indonesia di Thailand kali ini, semuanya kandas. Menyakitkan lagi tim Uber yang kandas di tangan Tim Uber Thailand pada perdelapan finallyang timnya dilatih orang Indonesia hehehe. Tak kalah penting ulasan tentang final Liga Champions antara Real Madrid vs Liverpool.

Di tengah berbagai berita yang berseliweran itu, tidak kalah serunya berita politik. Berita tentang pilkada, pilgub dan menurut hemat saya adalah pilpres. Walau pun Pilpres baru akan dilaksanakan pada tahun 2019 namun pergerakan dan berita lebih sahsyat sekian ratusan pilkada,pilkot dan pilgub tanggal 27 Juni 2018. Orang sudah mengarahkan perhatian pada pilpres selain pileg serentak tahun 2019.

Sah dan wajar-wajar saja. Itu memang cara kerjanya para politisi dan partai politik untuk meraih simpati para pemilihnya terutama pemilih pemula yang belum memiliki basis referensi yang kuat untuk dijadikan keputusan memilih. Juga, mereka yang senantiasa  berubah pilihan sesuai angin surga yang ditawarkan para kandidat. 

Pagi ini, ketika terkoneksi dengan internet muncul berbagai berita tentang semakin banyak alternatif kandidat calon presiden. Ada pak Gatot, pak Prabowo, pak Abraham Samad, pak Anies, pak Habib dan terakhir pak AHY. PKS dan Gerindra dengan tagline yang super heboh "Gantipresiden2019" dan tidak kalah serunya menurut pendapat saya sih yaitu Partai Demokrat dengan tagline "Pemimpin Muda". 

Semua calon presiden alternatif tentu tidak lain dan tidak bukan bersekutu untuk melawan petahana meski tidak ada argumentasi transparan yang disampaikan para kandidat apalagi para pengusung kandidat bersangkutan. Mereka semua menjanjikan kesejahteraan rakyat yang lebih meningkat, daya beli masyarakat yang lebih produktif dan janji-janji lainnya yang belum tentu dapat mereka realisasikan jika rakyat memilih mereka.

Dalam pemikiran saya pribadi dan dalam hati kecil saya muncul satu pertanyaan kecil juga "Benarkah Banyaknya Alternatif Capres 2019 Mau Melawan Jokowi! Ini pertanyaan kecil dan pertanyaan tidak penting. Hanya sekedar pertanyaan retoris seorang penulis selama ini memang menikmati apa yang sudah dilakukan pak presiden Joko Widodo (Jokowi). Atas dasar itu, saya pribadi akan tetap memilih pak Jokowi. Tidak tahu yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun