Mohon tunggu...
Kosmas Lawa Bagho
Kosmas Lawa Bagho Mohon Tunggu... Auditor - Wiraswasta

Hidup untuk berbagi dan rela untuk tidak diperhitungkan, menulis apa yang dialami, dilihat sesuai fakta dan data secara jujur berdasarkan kata hati nurani.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terima Kasih Pak Jokowi, Ahok, dan Djarot Serta Selamat Bekerja Pak Anies-Sandi

14 Oktober 2017   09:27 Diperbarui: 14 Oktober 2017   09:41 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebentar lagi ada pergantian kepemimpinan puncak ibu kota, DKI Jakarta. Senin, 16 Oktober 2017, DKI Jakarta akan memiliki pemimpin baru Gubernur Anis Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno. Dua pemimpin muda yang dihasilkan secara demokratis pada April 2017 lalu. Pilkada 2017 yang paling heboh adalah pilgub DKI Jakarta. Namun patut disyukuri bahwa di tengah hingar-bingar, hiruk-pikuk drama politik yang hampir tak terkendal, akhirnya bisa dilalui dengan amat sukses. Tanpa perpecahan yang semakin dalam meski dampaknya masih terasa hingga saat ini.

Duet Anis-Sandi mendapatkan kekuasaan rakyat Jakarta untuk menggantikan pak Jokowi, Ahok dan Djarot. Periode 5 tahun ini, DKI memiliki tiga gubernur sekaligus sebelum bealih ke pak Anis Baswedan. Luar biasa memang. Ada banyak pembelajaran praktis dari berbagai ragam tipe keperibadian dan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda semakin memperkaya DKI Jakarta. Masing-masing pemimpin dengan corak dan ragamnya yang berbeda untuk memberdayakan masyarakat Jakarta dalam segala dimensi kehidupan. Tidak heran, kota Jakarta bergeliat sangat luar biasa, akhir-akhir ini.

Bapak Jokowi, Ahok dan Djarot terlepas ada sejumlah 'PR" yang harus terus ditingkatkan namun sudah membangun, membedah serta memperbaiki kota Jakarta menuju masyarakat maju, modern dan sejahtera. Ada sejumlah prestasi gemilang yang pasti dikenang dan diingat oleh masyarakat kota Jakarta. Hal ini terlihat sangat jelas, ketika berbagai ucapan terima kasih tulus masyarakat yang tersimbol melalui karangan bunga yang bertebaran di sekitar balai kota. Itulah realitas masyarakat tahu berterima kasih kepada pemimpin mereka yang benar-benar bekerja bersama dan untuk mereka.

Saya sendiri bukan orang Jakarta. Berbagai kemajuan dan prestasi gemilang itu diberitakan secara luas melalui media massa maupun elektronik. Saya hanya terkesan dengan pengurangan tingkat kemacetan kota Jakarta. Lima tahun sebelumnya apabila sesekali ke Jakarta, dalam perjalanan dari bandara ke tempat tujuan kegiatan baik naik bus maupun taksi pada jam-jam sibuk pasti akan terjebak macet. Macet bukan cuma 1-2 jam bahkan bisa lebih. Hal itu sudah menjadi kebiasaan bagi ibu kota.

Namun hal itu mulai berubah beberapa tahun terakhir. Saya tidak sementara mengkultuskan satu dua pemimpin. Sebagai putra daerah, saya menulis apa yang saya alami, saya rasakan. Perjalanan saya ke Jakarta baru-baru terjadi pada tanggal 28 September 2017. Saya berangkat dari Ende, transit di Bali dan menuju Jakarta. Tiba di bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 12.30 waktu setempat. Setelah mengantri pengambilan bagasi dan istirahat sebentar di bandara sambil menikmati lalu lalang para penumpang dan pekerja bandara, saya menyaksikan ada cukup banyak perubahan.

Saya lalu mengambil taksi yang dijual persis di pintu keluar bandara. Harganya memang sedikit mahal tetapi tidak apa-apa demi mempercepat untuk perjalanan ke tempat tujuan kegiatan. Pukul 13.15, saya mengambil taksi. Kami pun mulai melakukan perjalanan. 

Dalam hati, saya sudah mulai pikir pasti akan macet sebab sebentar lagi akan terjadi anak-anak sekolah keluar dan para pekerja mengantri makan siang. Kami menggunakan jalan tol. Di beberapa tempat pembayaran tol, tidak lagi menggunakan kas tunai. Sopir hanya menggesek kartu dan mengambil resi. Tidak sabar, saya menanyakan hal itu pada sopir. Pak sopir menjawab sopan bahwa sekarang memang sudah mulai ada uji coba pembayaran non tunai namun ada yang masih menerima uang tunai. 

Perjalanan kami ke tempat tujuan tidak mengalami hambatan bahkan pada tempat-tempat sebelumnya yang biasa menemui kemacetan. Perjalanan hari itu sungguh lengang dan menyenangkan. Pikirku mungkin lagi mujur.

Tanggal 02 Oktober 2017, kegiatan pun selesai dan saya balik kembali ke Ende, Flores. Penerbangan saya pukul 07.00 dan check in pukul 05.00 pagi. Saya berangkat pukul 04.00 dari penginapan. Memang agak riskan apabila menemui kemacetan. Perjalanan pukul 04.00 pagi ternyata juga tidak masalah. Saya tiba tepat waktu di bandara bahkan masih sempat menikmati kopi pagi sebelum melakukan check in.

Jakarta dalam hal macet sudah sedikit mengalami perubahan. Memang pasti ada jam-jam tertentu, rakyat Jakarta masih mengalaminya sebeb mereka setiap detik merasakannya. Walau demikian, saya sebagai putra daerah merasakan ada pengurangan macet di perjalanan menyusiri kota Jakarta. 

Terima kasih pak Jokowi, pak Ahok, pak Djarot sang gubernur terdahulu dalam lima tahun terakhir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun