Mohon tunggu...
Kosmas Lawa Bagho
Kosmas Lawa Bagho Mohon Tunggu... Auditor - Wiraswasta

Hidup untuk berbagi dan rela untuk tidak diperhitungkan, menulis apa yang dialami, dilihat sesuai fakta dan data secara jujur berdasarkan kata hati nurani.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mewujudkan PAR atau NPL 0 Persen

28 Agustus 2017   18:28 Diperbarui: 28 Agustus 2017   18:30 3434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

"If you want something new,
 you have to stop doing something old"
Peter Drucker

"Apabila  engkau menginginkan sesuatu yang baru, engkau harus berhenti melakukan  sesuatu yang lama atau cara yang lama". Kata-kata awasan Peter Drucker,  salah seorang pakar manajemen modern sungguh pas dengan apa yang hendak  dilakukan gerakan koperasi kredit dibawah payung Puskopdit Flores  Mandiri.

Puskopdit Flores Mandiri dibawah inisiatif sang manajer, Mikhael H. Jawa  tak pernah lelah dan berhenti untuk terus melakukan sesuatu yang baru.  Selalu kreatif dan inovatif apabila berhadapan dengan berbagai persoalan  manajerial koperasi kredit dan Puskopdit Flores Mandiri.

Baru-baru ini, Puskopdit juga melakukan inovasi dengan mengadakan  "Lokakarya Redesain Tata Kelola Koperasi Kredit" dengan fokus utama pada  penurunan PAR (Portofolio at Risk) atau lebih dikenal dengan NPL (Non Performing Loan) pada lembaga perbankan.

Lokakarya ini membahas banyak agenda namun PAR atau NPL menjadi inti  pembahasan. Lokakarya tersebut melibatkan para general manajer dan  manajer koperasi kredit dan Puskopdit Flores Mandiri. Lokakarya itu  terjadi pada tanggal 22-23 Agustus 2017 bertempat di aula Hotel Flores  Mandiri, Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Diskusi berjalan hangat dan penuh kreativitas. Para peserta penuh  konsentrasi pada solusi menurunkan tingkat PAR atau NPL pada koperasi  kredit masing-masing yang sudah menjadi titik keprihatinan bersama.  Masing-masing koperasi kredit menyampaikan tingkat prosentasi dan angka  absolut PAR atau NPL-nya. Angka-angka tersebut dikonfirmasikan langsung  dengan hasil audit para auditor Puskopdit Flores Mandiri agar tidak  menciptakan "perbedaan mencolok" angka-angka bersangkutan. Dengan  demikian, bisa mencari solusi bersama.

Prosentasi PAR atau NPL, ada yang masih normal namun ada juga yang sudah  sampai pada titik kritis atau bahasa manajer Puskopdit Flores Mandiri  sebagai angka "UGD" dalam dunia kesehatan. Mikhael H. Jawa mengingatkan  bahwa "kita para manajer atau general manajer tidak boleh merasa nyaman  dengan angka-angka PAR atau NPL pada koperasi kredit kita masing-masing.  NPL atau PAR seberapa besar pun angkanya harus sudah menjadi perhatian  dan keprihatinan sebab musuh terbesar koperasi kredit adalah kredit  macet atau PAR tersebut".

Pembicaraan agak blak-blakan. Tidak ada yang disembunyikan terutama PAR atau NPL pada tingkat fungsionaris (ring 1) baik pengurus, pengawas, penasihat dan manajemen sendiri. Keterbukaan ini bukannya untuk "menelanjangi diri" melainkan untuk muncul kesadaran dan komitmen bersama agar bisa menurunkan tingkat PAR atau NPL hingga 0 prosen.

Butuh perjuangan dan pengorbanan yang besar. Oleh karena itu, butuh  perubahan pola kebijakan pinjaman yang selama ini lebih mengamankan  tingkat pengembalian, dengan mendasarkan pada kolateral. Kolateral  (jaminan) itu adalah simpanan dan tabungan anggota bersangkutan dan  keluarganya.

Pola kebijakan pinjaman hendaknya merumuskan ulang koleteral (jaminan)  pinjaman yang dilepaskan kepada anggota. Jaminan itu tidak lagi berupa  sertifikat yang kadang sulit dalam tingkat eksekusi. Misalnya,  sertifikat tanah. Koperasi kredit masih menggunakan manajmen perasaan  sehingga apabila anggota bersangkutan melalaikan angsuran pinjaman tidak  serta merta melakukan eksekusi sementara tingkat PAR atau NPL terus  meningkat.

Jaminan itu adalah simpaan dan tabungan anggota bersangkutan dan anggota  keluarganya sehingga apaila ada kemacetan dalam pengembalian pinjaman,  manajemen koperasi kredit langsung melakukan "kontra pos" dari  simpanan dan tabungan yang menjadi jaminan. Koperasi kredit menurunkan  tingkat PAR atau NPL dan anggota dilatih untuk memenej keuangannya  secara bijak sehingga tidak menimbulkan kelalaian (risiko kredit  bermasalah) pada koperasi kredit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun