Mohon tunggu...
Laurentia Liany
Laurentia Liany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang berlatih dalam dunia jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Parenting Zaman Now Vs Zaman Old

23 Maret 2021   14:55 Diperbarui: 23 Maret 2021   15:39 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Freepik.com

Manusia adalah makhluk sosial yang hidupnya saling berdampingan satu sama lain. Dalam dinamika bermasyarakat, tentu akan dijumpai sejumlah perbedaan-perbedaan yang hadir di tengah-tengah individu antara satu dengan lainnya, seperti pola pikir dan hal lainnya. Perbedaan tersebut dapat menciptakan sebuah perubahan sosial. Dalam Goa (2017, p. 54), perubahan sosial didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi pada hubungan interaksi individu, organisasi, atau komunitas yang berhubungan dengan struktur sosial dan norma. Hal ini dapat terjadi karena masyarakat bersifat dinamis. Mereka cenderung akan selalu mengalami perkembangan dan perubahan.

Pada dasarnya, terdapat beberapa teori mengenai perubahan sosial. Teori tersebut terdiri dari: teori evolusi, teori konflik, teori fungsionalis, dan teori siklus (Pratama, 2020). Teori evolusi merupakan teori yang meyakini bahwa sebuah perubahan membutuhkan waktu yang cukup lama. Perubahan sosial yang diyakini oleh teori evolusi menganggap bahwa perubahan sosial dapat terjadi karena adanya perubahan cara pengorganisasian masyarakat, sistem kerja, dan perkembangan sosial.

Yang kedua adalah teori konflik. Dari namanya, dapat dilihat bahwa teori ini meyakini bahwa konflik dan perubahan sosial selalu ada dalam struktur masyarakat. Konflik yang muncul itu menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Dalam teori ini, dipahami bahwa masyarakat akan selalu mengalami perubahan dan selalu ada dalam ketegangan atau konflik. Maka dari itu, perubahan sosial akan selalu terjadi dalam masyarakat. Hal tersebut adalah hal yang wajar terjadi.

Selanjutnya adalah teori fungsionalis. Teori ini meyakini bahwa perubahan sosial berhubungan dengan unsur-unsur kebudayaan yang ada di tengah masyarakat. Berbeda dengan teori konflik yang mengatakan bahwa masyarakat akan selalu mengalami perubahan, teori fungsionalis memandang bahwa masyarakat relatif stabil. Perubahan sosial dapat terjadi disebabkan oleh rasa tidak puas terhadap kondisi sosial saat itu. Meskipun begitu, teori ini beranggapan bahwa tidak semua perubahan yang terjadi dapat memengaruhi unsur sosial secara keseluruhan. Akan ada beberapa unsur sosial yang tidak akan mengalami perubahan.

Yang terakhir, adalah teori siklus atau siklis. Teori ini menganggap bahwa kemajuan dan kemunduran suatu kebudayaan adalah hal yang wajar dan tidak bisa dihindari. Setiadi dalam bukunya Pengantar Ringkas Sosiologi, menyatakan bahwa perubahan sosial dalam teori siklus seperti roda yang berputar. Pernyataan ini membuktikan bahwa kemajuan dan kemunduran suatu kebudayaan tidak dapat dielakkan.

Dari pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa perubahan sosial dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan dan perubahan itu tidak dapat dihindari. Salah satu perubahan sosial yang terjadi ada dalam dunia parenting. Istilah parenting diambil dari kata parent yang berarti "orang tua". Imbuhan -ing yang terdapat di akhir kata diartikan sebagai imbuhan yang menunjukkan kata kerja. Apabila digabungkan, maka parenting memiliki arti seseorang yang sedang melakukan aktivitas yang berperan sebagai orang tua. Maka istilah ini dapat didefinisikan sebagai ilmu yang meliputi cara mengasuh, membimbing, dan mendidik anak (Amicis, 2021).

Parenting yang terjadi saat ini dengan tahun-tahun sebelumnya tentu mengalami beberapa perbedaan. Hal ini dapat berhubungan dengan perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya. Berdasarkan realitas saat ini, era digital sedang 'merajai' masa-masa sekarang. Maka tidak heran apabila banyak orang tua, terutama orang tua baru, yang mencari informasi seputar parenting dengan bantuan internet. Dilansir dari HaiBunda.com, banyak orang tua zaman sekarang yang memanfaatkan internet untuk mendapatkan informasi seputar parenting. Hal ini mudah dilakukan karena hanya bermodalkan gawai dan jaringan internet yang memadai. Cukup mengetikkan kata kunci ke dalam pencarian Google dan akan muncul berbagai informasi menarik dan mendidik mengenai dunia orang tua. Berbeda dengan zaman dahulu ketika teknologi digital belum semaju sekarang.

Selain mencari informasi di internet, orang tua zaman sekarang juga mulai mendokumentasikan anak mereka dan mengunggah di media sosial. Dilansir dari HaiBunda.com, dikatakan bahwa sebagian besar orang tua milenial akan melakukan posting di media sosial mengenai kegiatan anak mereka. Hal ini juga masih berkaitan dengan dampak kemajuan teknologi yang menciptakan keberadaan media sosial. Berbeda dengan orang tua generasi lama, mereka belum begitu atau bahkan sama sekali tidak mengenal apa itu media sosial, sehingga tidak ada wadah bagi mereka untuk membagikan aktivitas Si Kecil ke jejaring sosial.

Dokter Rizal Fadli (Halodoc, 2020) berpendapat bahwa orang tua saat ini lebih memberikan kebebasan kepada anak mereka dibandingkan dengan orang tua zaman dulu. Pada masa-masa sebelumnya, sebagian besar anak cenderung "digiring" untuk menyesuaikan dengan pilihan orang tuanya. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, orang tua saat ini lebih memberikan kebebasan pilihan kepada anak mereka dengan memberikan ruang belajar dan bertumbuh secara mandiri. Hal itu dapat membantu Si Kecil dalam interaksi dan proses pencarian jati diri mereka.

Dari Tempo.co, ditemukan bahwa mitos turun-temurun mengenai dunia parenting perlahan-lahan mulai pudar. Apabila kita melihat ke belakang, tentu kita akan menemukan berbagai mitos seputar dunia asuh anak yang diturunkan oleh orang tua zaman dulu. Dilansir dari Dwiputra (klikdokter.com, 2020), terdapat beberapa mitos seputar merawat bayi:

1.Bayi harus diberi kopi agar tidak mudah kejang. Faktanya, dr. Devia mengatakan bahwa seorang bayi tidak membutuhkan asupan kafein. Justru pemberian kopi kepada bayi malah dapat menyebabkan masalah kesehatan ke depannya.

2.Bantal isi beras mencegah kepala bayi peyang. Dokter Devia menjelaskan bahwa tidak perlu bantal diisi beras. Cukup dengan mengganti posisi tidur bayi, seperti menghadap kiri dan kanan secara bergantian.

3.Membedung bayi agar kaki lurus. Mitos ini dibantah oleh dr. Devia karena tujuan dari membedung bayi adalah memberikan rasa hangat kepada Si Kecil.

dan masih banyak lagi mitos-mitos lain seputar dunia parenting. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, orang tua zaman sekarang dapat mencari informasi dan kebenaran mengenai mitos-mitos tersebut. Bahkan dapat mencari penjelasan ilmiah agar semakin mengetahui apakah mitos tersebut benar untuk dilakukan atau tidak.

Terdapat berbagai perubahan yang terjadi dalam pola asuh dan parenting saat ini. Adanya perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, membuat perubahan signifikan terhadap parenting. Dapat dilihat juga saat ini terdapat banyak komunitas yang mewadahi para orang tua dalam penambahan ilmu parenting. Salah satu komunitas parenting yang ada di Indonesia adalah Se-playdate. Komunitas ini merupakan komunitas ibu dan anak yang memfasilitasi para Mommy dan Si Kecil untuk belajar sekaligus bermain. Terdapat banyak keuntungan yang ditawarkan oleh komunitas ini. Para ibu dapat menambah ilmu dan memiliki fasilitas untuk sharing serba-serbi parenting, sedangkan Si Kecil dapat bermain dan belajar bersama teman-teman sebayanya. Kegiatan ini dapat merangsang kecerdasan anak yang dapat berguna bagi tumbuh kembangnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa dunia parenting mengalami perubahan yang akhirnya menciptakan nilai-nilai baru. Perubahan tersebut dirangsang oleh perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya. Harapannya, perubahan tersebut dapat menuju ke arah yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya dan terus akan berkembang seiring perkembangan zaman.


Daftar pustaka:
Amicis. (14 Maret 2021). Apa itu parenting anak? prinsip, dan tips yang perlu diketahui. Dilansir dari Prenagen Pregnancy Pedia: https://www.prenagen.com/id/apa-itu-parenting-anak

Dwiputra, K.O. (13 Agustus 2020). Bunda jangan bingung lagi, ini mitos dan fakta dalam merawat bayi. Dilansir dari Klik Dokter: https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3642855/bunda-jangan-bingung-lagi-ini-mitos-dan-fakta-dalam-merawat-bayi

Ediyati, A. (16 November 2017). 5 perbedaan orang tua 'jaman now' dan zaman dulu. Dilansir dari HaiBunda.com: https://www.haibunda.com/parenting/20171116164241-62-9993/5-perbedaan-orang-tua-jaman-now-dan-zaman-dulu

Fadli, R. (14 Januari 2020). Baik dan buruk tren parenting zaman now. Dilansir dari Halodoc: https://www.halodoc.com/artikel/baik-dan-buruk-dari-tren-parenting-zaman-now

Goa, L. (2017). Perubahan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. SAPA: Jurnal Kateketik dan Pastoral, 2(2): 53-67. Dilansir dari https://e-journal.stp-ipi.ac.id/index.php/sapa/article/view/40

Pratama, C.D. (30 Oktober 2020). Teori perubahan sosial: jenis-jenis dan contohnya. Dilansir dari Kompas.com: https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/30/174210769/teori-perubahan-sosial-jenis-jenis-dan-contohnya?page=all

Tempo.co. (30 Maret 2017). Beda zaman, beda pola pengasuhan. Dilansir dari https://cantik.tempo.co/read/860978/beda-zaman-beda-pola-pengasuhan/full&view=ok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun