Bermain merupakan aktivitas yang sangat digemari oleh anak-anak, bahkan hal tersebut sudah melekat dan menjadi bagian dari "dunia" mereka. Bermain bukan hanya dapat menghibur hati mereka, melainkan juga sebagai wadah bagi mereka untuk mengeksplorasi lingkungan serta mempelajari banyak hal baru yang ada di sekeliling mereka. Menurut Wolfgang (dalam Yus, 2013), bermain menjadi sebuah kebutuhan serta pendekatan, strategi, kegiatan, dan metode belajar anak. Melalui pernyataan ini, dapat diketahui bahwa aktivitas bermain pada anak memberikan dampak besar bagi tumbuh kembang mereka.
Dalam bermain, dibutuhkan pula pengawasan dari orang tua. Hal tersebut dapat membantu untuk meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan pada anak. Ada pula keadaan di mana seorang anak tinggal di lingkungan yang tidak terdapat anak seusianya. Hal tersebut mengakibatkan Si Kecil kurang leluasa dalam bermain dan mengeksplor sekitarnya.
Era digital membantu kita untuk semakin mudah dalam berinteraksi. Terdapat kutipan populer mengenai digitalisasi, "tak terbatas ruang dan waktu". Kutipan ini memiliki makna bahwa dengan adanya teknologi digital, semakin mudah manusia untuk menjalin interaksi dengan individu yang lain, bahkan individu yang jaraknya jauh dengan kita sekalipun dapat dijangkau dengan bantuan teknologi ini. Situasi era digital ini dimanfaatkan oleh Komunitas Se-playdate dalam membangun relasi bertema parenting antara ibu dan anak se-Indonesia.
Se-playdate merupakan komunitas ibu dan anak yang telah berdiri sejak tahun 2019. Komunitas ini didirikan berawal dari keinginan untuk menyelenggarakan playdate bersama para ibu dan anak di daerah sekitar. Dikutip dari Orami.co.id, "playdate" diartikan sebagai acara bermain bersama yang dilakukan oleh anak-anak dan biasanya acara ini telah diagendakan oleh para orang tua mereka terlebih dahulu. Hingga saat ini, Komunitas Se-playdate telah tersebar luas di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bekasi, Jawa Tengah, Karawang, Surabaya, Depok, dan Tangerang.
Adanya komunitas berkumpul, bermain, dan belajar seperti Se-playdate ini, dapat membantu para ibu untuk mengajak putra dan putrinya bermain sekaligus belajar bersama dengan teman-teman seusianya. Selain itu, disediakannya wadah komunikasi berupa Grup Whatsapp semakin mempererat relasi antara para ibu yang nantinya akan berpengaruh pula pada relasi pertemanan anak-anak mereka. Dengan kata lain, Se-playdate tidak hanya memberikan tempat untuk bermain dan belajar, melainkan juga menjembatani relasi antara para ibu dan anak satu sama lain.
Selain mengajak bermain, Se-playdate juga memberikan kumpulan artikel menarik seputar ibu dan anak, seminar daring yang berguna untuk menambah wawasan dan saling berbagi ilmu, kelas daring, serta lomba-lomba menarik. Program kerja komunitas ini sangat membantu para ibu dalam mendampingi anaknya. Selain itu, adanya program-program yang dilaksanakan secara daring memudahkan para ibu dan anak untuk tetap berinteraksi dan mengadakan acara bermain bersama meskipun situasi pandemi yang sedang terjadi saat ini. Meskipun dilaksanakan secara daring, Komunitas Se-playdate selalu berupaya untuk menciptakan kelas bermain dan belajar yang seru dan menghibur bagi anak-anak.
Komunitas Se-playdate ini menarik karena sangat membantu para ibu untuk mendampingi anaknya dalam bermain. Meski fokus dari program kerja mereka adalah bermain, namun ada pula pelajaran-pelajaran yang diberikan kepada anak melalui aktivitas bermain tersebut. Dengan begitu, anak akan belajar sambil bermain dengan gembira. Dengan adanya Se-playdate ini pula, dapat membantu para ibu dan anak menjalin relasi satu sama lain, sehingga memungkinkan untuk memberikan sharing satu sama lain terkait dunia parenting. Menurut saya, adanya komunitas seperti Se-playdate ini dapat mendorong kualitas pola asuh anak di Indonesia. Karena para orang tua (dalam hal ini khususnya para ibu), dapat semakin memahami dan memiliki bekal dalam mendampingi buah hati mereka. Â
Daftar Pustaka:
Orami. (15 Agustus 2018). Apa itu playdate?.Â
Yus, Anita. (2013). Bermain sebagai kebutuhan dan strategi pengembangan diri anak. Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUDNI:Â 8(2).
