Mohon tunggu...
Laurens W
Laurens W Mohon Tunggu... Lainnya - 😀😀😀

Be yourself !

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Balas Dendam Terbaik

14 Maret 2021   13:30 Diperbarui: 14 Maret 2021   15:48 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Ghosting
Akhir-akhir ini lagi heboh tentang ghosting percintaan anak presiden dengan pacarnya.

Hal ini mengingatkan saya akan pengalaman yang pernah dirasakan. Saya setuju apabila kamu ditinggalkan secara tiba-tiba dan kamu memberikan makian kepada laki-laki tersebut. Itu wajar. Ibarat kamu lagi naik gunung dan ada sampah yang harus kamu buang. Kamu akan mengumpulkannya terlebih dahulu, tapi kamu gak akan simpan selamanya kan sampah tersebut. 

Hal yang kamu lakukan adalah buang sampah tersebut di tempat sampah. Jadi jika kamu punya sampah kotoran yang harus kamu buang, yah kamu buang saja di tempatnya. Melalui makian kamu akan mengeluarkan sampah tersebut dari dalam hatimu. Tidak baik juga kamu pendam saja. Kalo kamu kesal dan ingin menangis. Yeah let cry it out. Biarkanlah hal tersebut keluar dari dirimu. Lebih baik kamu merasakan emosi dan mengekspresikannya. Daripada menganggap semuanya baik-baik saja padahal kamu tidak dalam keadaan yang baik. Daripada Kamu diem-diem aja lalu tiba-tiba ingin bunuh diri. It's okay to not be okay.

Tapi setelah selesai marah-marahnya, kamu juga harus belajar dari pengalaman tersebut. Kemudian, jangan sampai kamu berubah menjadi orang yang pernah menyakitimu. Belajarlah hal-hal yang positif dari pengalaman tersebut. Ada kalanya kamu juga melakukan kesalahan, jadi belajar juga menjadi lebih baik lagi. Jangan sampai kamu berubah menjadi orang yang lebih buruk, tapi menjadilah lebih baik lagi. Kamu pantas untuk mendapatkan cinta yang lebih baik.

Jika kamu menjadi lebih buruk, apa manfaatnya untuk hidupmu? 

Yang pertama, hal itu pasti merugikan dirimu sendiri, hidupmu bisa menjadi lebih berantakan dan orang yang menyakitimu merasa lebih senang jika melihat kamu menderita.

Yang kedua, jika kamu menjadi lebih buruk maka kamu akan kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan orang yang lebih baik. Orang yang bisa mencintaimu secara benar dan lebih baik. Jika kamu memiliki pengalaman buruk tersebut, belajar dari kejadian tersebut lalu ketika kamu bertemu dengan orang yang tepat untukmu, maka kamu akan bisa mencintai orang tersebut secara lebih baik dan niat.

Yang ketiga, jika kamu berubah menjadi hal buruk maka orang tua atau keluargamu juga merasa sedih. Kamu kehilangan kesempatan untuk menciptakan keadaan yang positif dilingkungan keluargamu jika kamu berubah menjadi buruk.

Nah saya pernah baca di media sosial yang berisi ketika kamu memiliki saham yang kemudian mendadak menghilang atau menurun tiba-tiba (ghosting). Apa yang kamu rasakan? Ya kemungkinan bisa sedih, kecewa, bahkan takut. Tapi ada solusinya kan, kamu harus cut loss atau kalo yakin kamu averaging down. Lagian saham yang turun tidak selamanya akan turun kan, pasti ada saatnya akan naik, dan begitu juga sebaliknya yang sedang tinggi-tingginya, tidak selamamya akan diatas terus karena ada saatnya akan berada di bawah. 

Segala hal itu hanyalah sementara. This too, shall pass. Jadi kalo marah atau sedih ya jangan berlarut-larut. Yah semuanya adalah pilihan. Apakah kamu hanya akan mengeluh dan menjadi buruk atau kamu mau melakukan solusinya dan berubah menjadi lebih baik lagi.

Yang pasti terakhir nih, jangan sampai pengalaman buruk tersebut menjadi trauma dengan menghindari dan tidak mau mencari cinta yang lebih baik untuk hidupmu. Jika memang kamu bertemu orang yang tidak baik untukmu, maka lebih baik tahu sejak awal kan daripada terlambat lalu menyesal dikemudian hari. Tapi perlu diingat nih, orang yang kamu anggap brengsek di sekarang ini bisa jadi akan menjadi suami/istri orang lain kan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun