Mohon tunggu...
Laurencius Simanjuntak
Laurencius Simanjuntak Mohon Tunggu... -

Warga Bekasi. Komuter yang terbiasa pulang pagi ;)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalkulator itu bernama quick count

17 Juli 2014   14:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:05 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14055584001852549512

[caption id="attachment_315715" align="alignnone" width="320" caption="public domain"][/caption]

Kalkulator ini bukan sembarang kalkulator. Dia bisa menghitung cepat (quick count). Jika biasanya orang beramai-ramai membutuhkan waktu berhari-hari untuk menghitung manual, kalkulator ini cuma butuh tak lebih dari empat jam untuk bekerja setelah data siap.

Namun ada konsekuensi dari kecanggihannya menghitung cepat, kalkulator ini tidak bisa betul-betul presisi. Hitungannya bisa bergeser (bukan meleset) dari hitungan sebenarnya (real count). Namun, pergeseran tidak akan terlalu banyak. Saya katakan bukan meleset, karena memang si pengguna kalkulator bisa menentukan sendiri batas kesalahan (margin of error) hitungan yang dia mau.

Jika mau error-nya kecil, data (sampel) yang di-input ke dalam kalkulator harus semakin banyak. Kalau data yang diiput semakin kecil, karena alasan cost (waktu, tenaga dan dana) misalnya,  maka error-nya semakin besar. Untuk mengetahui berapa jumlah minimal sampel setiap populasi data, pengguna tidak perlu bingung. Semua sudah ada rumusnya dalam sistem operasi kalkulator.

Namun, yang perlu digarisbawahi adalah tidak mungkin tidak ada error dalam penghitungan dengan kalkulator ini. Karena sekali lagi, error adalah konsekuensi kecanggihan alat tersebut dalam menghitung cepat. Kalau Anda tidak menginginkan error sama sekali, sebaiknya data secara keseluruhan dihitung secara manual saja. Tapi, Anda butuh berhari-hari untuk melakukan ini dan butuh banyak orang untuk membantu. Belum lagi ada potensi ketelingsut karena human error atau justru sengaja dimanipulasi oleh oknum demi kepentingan tertentu.

Dari yang sudah-sudah, para pengguna kalkulator hitung cepat ini biasanya menetapkan margin of error +/- 1 %. Artinya, jika hasil hitungan cepat di layar kalkulator menunjukkan angka 50 %, maka hasil sebenarnya adalah dalam rentang (50% - 1%) sampai (50% + 1%), yakni  49 %  sampai 51 %.  Dengan error yang semakin kecil, pengguna bisa mendapatkan rentang hitungan sebenarnya yang lebih sempit.

Sampling

Tidak hanya jumlah data sampel yang memengaruhi akurasi hitungan kalkulator ini, tetapi juga teknik/cara pencuplikannya (sampling). Namun, teknik sampling ini dipercayakan sepenuhnya pada pengguna. Dengan kata lain, prosedur sampling ini berada di luar sistem operasi kalkulator, tetapi diatur dalam 'manual book' (baca: panduan teori).

Biasanya, yang paling sering digunakan adalah sampling probabilitas/random, seeperti Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling), Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling), Sampel Acak Stratifikasi (Stratified Random Sampling), Sampling Acak Kluster (Cluster Random Sampling) dan Sampling Acak Bertahap (Multistage Random Sampling).

Pada intinya, variasi teknik sampling tersebut digunakan sesuai dengan karakteristik populasi data yang ingin teliti, sehingga dapat meminimalisir kesalahan pencuplikan (sampling error). Teknik sampling yang salah akan membuat hasil hitung cepat jauh berbeda dengan hitungan sebenarnya.

Jika dianalogikan, untuk mengetahui rasa segelas teh, seseorang tidak perlu minum seluruhnya. Karena sudah tahu rasa teh dalam gelas merata (homogen), maka dia bisa cukup mengambil setetes saja secara acak pada bagian mana saja dalam gelas. Beda halnya jika seseorang coba mencicipi es cincau yang terdiri dari sejumah unsur (heterogen), seperti cincau, es dan air. Kalau dia mengambil sampel dengan acak sederhana dan yang terambil hanya cincau saja, bisa jadi dia mengatakan es cincau tersebut pahit, meski sebenarnya rasa keseluruhan adalah manis. Dalam kasus cincau ini, sejumlah unsur dalam es cincau sebaiknya dikelompokkan lebih dulu, untuk kemudian sampel dicuplik secar acak per kelompok (cluster).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun