Mohon tunggu...
Laurencius Simanjuntak
Laurencius Simanjuntak Mohon Tunggu... -

Warga Bekasi. Komuter yang terbiasa pulang pagi ;)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

30 Istilah Bahasa Inggris dalam pidato kenegaraan SBY

16 Agustus 2012   05:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:41 2891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1345094759108599343

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikenal kerap mengisi pidatonya dengan bahasa Inggris, tak terkecuali pidato kenegaraan menyambut HUT ke-67 RI kali ini, Kamis (16/8). Dalam pidato di hadapan sidang bersama DPD-DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, yang baru saja berakhir, tercatat ada 30 istilah bahasa Inggris yang digunakan SBY. Istilah ini tidak termasuk beberapa istilah yang merupakan nama keputusan/tempat yang aslinya memang menggunakan bahasa Inggris, seperti 'six-point principles on the South China' dan 'International Peace and Security Centre'. Beberapa istilah bahasa Inggris juga merupakan makna sepadan dari istilah bahasa Indonesia yang sebelumnya sudah disebutkan SBY. Selebihnya, istilah bahasa Inggris tidak dijelaskan artinya. Berikut 30 istilah berbahasa Inggris yang digunakan SBY. Pengulangan istilah yang sama tidak dihitung kembali: 1. Sebagai bentuk terima kasih kepada para “founding fathers” dan para pemimpin terdahulu... 2. Seraya terus mendukung proses demokratisasi dan “Nation Building” di Myanmar... 3. Kita menyayangkan, pertemuan ASEAN pada tingkat menteri tahun ini belum berhasil mengeluarkan joint communique. 4. Untuk itu, melalui mimbar ini, saya mengucapkan terima kasih kepada para pemimpin ASEAN atas dukungan dan kesepakatannya untuk memberikan prioritas bagi penyelesaian code of conduct di Laut Cina Selatan. 5. Kita terus berkiprah dalam berbagai organisasi internasional dan menjadi bagian dari solusi- part of the solution. 6. Atas berbagai permasalahan dunia, semakin sering kita dimintai pendapat; “What does Indonesia think?” 7. Kita terus mendorong koordinasi G-20 bagi terciptanya keamanan pangan dan energi, pembangunan infrastruktur, proteksi sosial, financial inclusion, perdagangan yang adil, dan penciptaan lapangan kerja. 8. Di forum KTT Rio + 20, kita telah menyampaikan platform.... 9. ....pembangunan pasca 2015 yaitu sustainable growth with equity. 10. Alhamdulillah, saat ini negara kita tampil sebagai sebuah negara emerging economy, dan menjadi kekuatan ekonomi ke-16 dunia. 11. Jaminan Kesehatan untuk Rakyat Miskin dan hampir miskin (near poor) dalam bentuk Jamkesmas terus kita perluas. 12. ...termasuk menjamin terciptanya pemenuhan pendapatan masyarakat---income generating---secara berkelanjutan. 13. ...tetap didasarkan kepada empat pilar utama: pro-growth... 14. ...pro-job... 15. ...pro-poor... 16. ...dan pro-environment. 17. ...dan sektor riil dengan investasi senilai lebih dari Rp 490 triliun, telah dilakukan ground breaking. 18. Strategi percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur, merupakan terobosan untuk menghindari middle income trap. 19. ...agar rakyat mendapatkan hak-haknya atas tanah, seraya tetap menjunjung tinggi dan menegakkan pranata hukum (rule of law). 20. Keenam isu itu adalah Pemberantasan Korupsi; Reformasi Birokrasi dan Good Governance... 21. ...agar tercipta jajaran aparatur negara yang handal, profesional, dan bersih, berdasarkan kaidah-kaidah good governance and clean government. 22. Inilah bagian penting dari pemerintahan yang melibatkan partisipasi publik. Inilah esensi dari sebuah pemerintahan “open government”. 23. ...ekonomi biaya tinggi (high cost economy), dan hilangnya kesempatan untuk mendapatkan pertumbuhan yang lebih tinggi dan berkualitas. 24. Inilah peluang emas atau “golden opportunity” yang tidak boleh disia-siakan. 25. Untuk dapat lebih mengoptimalkan ‘golden opportunity’. 26. Ketersediaan dan kualitas infrastruktur merupakan syarat keharusan (necessary condition). 27. Keseimbangan antara kebijakan fiskal yang mampu memberikan stimulus pembangunan sekaligus mengedepankan semangat kehati-hatian (prudent) perlu dilakukan. 28. Persoalan angka subsidi yang terlalu besar juga mengurangi ruang gerak anggaran kita (fiscal space). 29. Dunia melihat desentralisasi dan otonomi daerah sebagai ‘big bang’... 30. ...dan bahkan suatu “quite revolution”, atau revolusi diam-diam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun