Mohon tunggu...
Laurencia Teena
Laurencia Teena Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti HIRC

bergabung dalam health informatics research cluster universitas Indonesia sejak tahun 2018

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penolakan Vaksin Measles Rubella di Mata Warganet

23 September 2019   00:34 Diperbarui: 23 September 2019   13:57 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Volume Data Berdasarkan Sentimen Penolakan Vaksin Measles Rubella (dokpri)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan dalam laman situs resmi terdapat 10 ancaman kesehatan global pada tahun 2019, salah satunya berkaitan dengan penolakan ketersediaan vaksin yang dapat mengancam pencegahan penyakit. Fenomena peningkatan penyakit campak secara global sekitar 30% ditengarai karena ketidaknyamanan penerimaan vaksin dan kekurangpercayaan terhadap vaksin.

Baru-baru ini, muncul pernyataan dari Perwakilan WHO di Indonesia yang menyebut penolakan vaksin Measles dan Rubella (MR) terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia, disebut menjadi penyebab meningkatnya jumlah kasus campak. Penolakan vaksin MR menunjukkan sistem kesehatan yang lemah dan informasi yang salah tentang vaksin.

Antisipasi bisa diterapkan dengan peningkatan surveillance melalui media sosial yang saat ini sangat relevan diterapkan agar dapat menghindari terjadinya kejadian luar biasa (outbreak) di kemudian hari, karena melalui media sosial didapatkan informasi yang real time pada penyakit, mendeteksi, memonitor dan merespon terhadap penyakit.

Penggunaan tools yang terkait dengan kesehatan, dilakukan pengamatan dengan menggunakan tools Drone Emprit, untuk melihat respon dan perbincangan  publik di Indonesia terkait dengan permasalahan penolakan vaksin MR.

Kata kunci yang diajukan seperti  penolakan vaksin measles rubella , vaksinasi, imuniasi, campak, rubella. Pengambilan  data digunakan untuk memantau persoalan tersebut selama rentang  7 Agustus sd 7 September 2019.

DATA

Dari grafik tren dapat dilihat bahwa diskusi terkait dengan penolakan vaksin measles rubella dimulai pada saat pembuatan container sampai dengan munculnya pemberitaan dari perwakilan WHO di Indonesia pada 1 September 2019 , dapat dilihat dari  belum terlihat peningkatan, kemungkinan isu mengenai kesehatan khususnya tolak vaksin tidak diperhatikan dan tenggelam dengan pemberitaan lainnya, seperti yang terlihat dari sentimen berjumlah 120 tweet menunjukkan didominasi dengan tone negatif dengan jumlah 68 tweet, lebih banyak dibandingkan tweet positif.

Kondisi demikian, menunjukkan bahwa ketertarikan warganet dalam membahas isu penolakan vaksin sangat kurang, atau dengan kata lain, belum terjadinya KLB Campak dan Rubella, pembicaraan terhadap vaksin kurang.

Dibandingkan dengan penggunaan keywords vaksinasi-imunisasi dengan periodisasi yang sama, menunjukkan hasil jumlah mention berbeda dengan kata penolakan  vaksin measles rubella  didapatkan  total keseluruhan 3750 mention, dengan rincian 946 mention negatif, 524 mention positif dan 2280 netral.

Dapat dikatakan bahwa sentimen berhubungan vaksinasi-imunisai lebih banyak bernada netral dibandingkan dengan negatif maupun positif.

Gambar 2. Volume Data Berdasarkan Sentimen Vaksinasi-Imunisasi (dokpri)
Gambar 2. Volume Data Berdasarkan Sentimen Vaksinasi-Imunisasi (dokpri)
Peta SNA dan Geo topics memperlihatkan bahwa terdapat dua kluster  besar pembicaraan terkait masalah penolakan vaksin measles rubella yang saling terhubung dengan vaksinasi-imunisasi.

Dua key opinion leader dengan @khairul_hafidz dan satu tagar #MedTweetMY yang menyoroti tentang  perlunya pemahaman tentang vaksin.

RT Mohon baca thread ini mengenai vaksinasi. Informasi bergambar yang menarik dan mudah difahami. Vaksinkan anak kita, jangan kerana keputusan kita, anak yang merana. #MedTweetMY https://t.co/SH7nCDEaj5 [RE khairul_hafidz] (148 retweets)

Gambar 3. SNA dan Geo Topic Retweet Network Penolakan Vaksin Measles Rubella dan Vaksinasi Imunisasi (dokpri)
Gambar 3. SNA dan Geo Topic Retweet Network Penolakan Vaksin Measles Rubella dan Vaksinasi Imunisasi (dokpri)
 Stakeholder map menjelaskan seberapa banyak postingan terkait dengan permasalahann mengenai penolakan vaksin MR yang ditweet melalui twitter Dalam tampilan SNA dan Geo Topic Retweet Network,topik penolakan vaksin measles rubella dihubungkan dengan vaksinasi-imunisasi dalam kurun waktu pengamatan selama 1 bulan, dengan traffic tweet terbanyak berada di Malaysia.

Padahal, untuk container penolakan vaksin measles rubella telah dilakukan filter pada awal penentuan keywords. Topik vaksinasi-imunisasi dinilai masih relevan dan hangat dalam pembahasan warganet di Malaysia ditemukan sebanyak 20 retweet walaupun tidak terlalu besar volume perbincangannya.

Selanjutnya, monitor terhadap stakeholder map menunjukkan hasil terbanyak adalah user @elpasfm yang metweet sebanyak 11 tweet, positif. Selanjutnya, user @niel_kie yang metweet sebanyak 2 tweet negatif dan 1 tweet positif. Adapun tweetnya sebagai berikut:

elpasf: #LagiMuterin DINKES ILM - Vaksin MR Fatwa MUI #RadionyaOrangBogor - https://t.co/9K4uc7JpRm 

nell_kie: Antivaksin pike dh terhantuk bru nk terngadah, padahal time tu dh terlambat dah. Damaged has been done.

Gambar 4. Stakeholder MAP Penolakan Vaksin Measles Rubella-Vaksinasi Imunisasi (dokpri)
Gambar 4. Stakeholder MAP Penolakan Vaksin Measles Rubella-Vaksinasi Imunisasi (dokpri)
Tercatat berdasarkan Top hastagh penolakan vaksin measles-rubella didapatkan hasil lima besar top hastagh antara lain: #lagimuterin, #radionyaorangbogor, #antivaksin, #Mahatahu dan #kasihan. Walaupun terpantau dari traffic hashtagh sedikit, terdapat hubungan antara hashtag #lagimuterin dan #radioorangbogor mempunyai sentimen netral. Sementara, untuk hastagh lainnya mempunyai sentimen negatif yaitu #antivaksin, #Mahatahu dan #kasihan.

Gambar 5. Top Hashtags Penolakan Vaksin Measles Rubella-Vaksinasi Imunisasi

Beberapa tweet yang termasuk dalam top hashtagh sebagai berikut:

#LagiMuterin DINKES ILM - Vaksin MR Fatwa MUI #RadionyaOrangBogor - https://t.co/9K4uc7JpRm (11 tweet)

Vaksin ni boleh buat murtad ke kalau amik? Ramai je yg amik vaksin, tpi solat tak tinggal pun? Sihat je? Kahwin siap dpt anak lagi. Apa masalah golongan antivaksin ni? #antivaksin (3 tweet)

RT Seandainya Yang Maha Kuasa Tahu #MahaTahu bahwa suatu saat BABI Bermanfaat bagi Kemanusiaan, Pasti Belio ngak akan Setuju Babi di Haramkan ! Ustaz Abdul Somad Bicara Halal-Haram Vaksin MR: Tak Boleh Pilih Mati (12 Sep 2018, 09:56 WIB) https://t.co/ae7tCKBBIB [RE Dsangg7) (3 tweet)

@sjahtie Yang Jadi Soal; Banyak anak yg saat itu tidak menerima Vaksin MR krn Polemik Kandungan Babi dan Ketakutan Orang Tua.. #Kasihan Mengasihi Agama Agama Mengasihi (1 tweet)

 ANALISIS

Dari data yang dipaparkan tersebut diatas dapat terlihat bahwa permasalahan penolakan vaksin measles rubella tidak mendapat perhatian publik. Hal ini bisa dikarenakan kurangnya pemberitaan dari media secara masif sehingga isu tersebut kurang terangkat dan kurang ramai diperbincangkan oleh warganet.

Penilaian warganet menilai penolakan vaksin measles rubella bersentimen negatif dan dapat diartikan juga permasalahan tersebut dapat menjadi ancaman, walaupun jumlahnya hanya sedikit dibandingkan dengan pembahasan mengenai vaksinasi-imunisasi yang dinilai netral oleh warga net. 

Dalam penelusuran data, ditunjukkan bahwa pembahasan vaksinasi-imunisasi sempat ramai diperbincangan di luar Indonesia, walaupun data penolakan vaksin measles-rubella telah dilakukan filter hanya khusus di Indonesia.

Padahal, isu penolakan vaksin measles-rubella di Indonesia  dinilai oleh lembaga internasional sekelas WHO sebagai penyebab tertinggi penyakit campak. Namun demikian, permasalahan kesehatan campak-rubella masih kurang dibahas oleh media.

Kurangnya perhatian dari tokoh-tokoh penting yang bergerak dalam bidang kesehatan juga menjadi salah satu alasan mengapa warganet tidak terlalu menanggapi masalah tersebut.

Untuk masalah penolakan vaksin measles-rubella yang dihubungkan dengan vaksinasi-imunisasi hanya terdapat tiga key opinion leader yang menyuarakan pendapatnya, tetapi hanya berpendapat cenderung bersentimen netral.  Tidak adanya tokoh bertingkat nasional yang memberi perhatian lebih pada permasalahan ini, padahal momentum yang di angkat telah sesuai dengan meretweet Kepala Perwakilan WHO di Indonesia.

CLOSING

Masalah penolakan vaksin measles-rubella di mata warganet belum mendapat perhatian sampai saat ini. Padahal, Indonesia masih rawan terjadi kejadian luar biasa (KLB) Campak dan Rubella yang pernah terjadi pada tahun 2015-2017.

Perlu menjadi perhatian bersama khususnya dari kalangan media mainstream untuk terus mengingatkan kepada masyarakat dalam hal ini orang tua agar dapat memberikan perhatian serta meliterasi dirinya terhadap pengetahuan vaksin.

Pentingnya literasi vaksin MR diharapkan dapat menghindarkan anak dari penyakit campak rubella yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak dan berpotensi mengakibatkan kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun