Mohon tunggu...
Laurensia  Dewi
Laurensia Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Bachelor Degree of Comunication Science

writting and travelling? i don't know which one i love the most

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jurnalisme Multimedia: Inovasi dalam Pemberitaan

22 September 2017   06:40 Diperbarui: 22 September 2017   06:54 2218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://multimedia.journalism.berkeley.edu

Adakah diantara Anda yang masih mengandalkan koran sebagai sumber informasi utama dalam kehidupan sehari-hari? Di era digital yang sedang berlangsung saat ini, sumber informasi mudah sekali didapatkan melalui berbagai platform.Tidak heran jika media konvensional saat ini mulai ditinggalkan karena adanya kemudahan dan kecepatan yang diberikan oleh internet yakni dalam bentuk media online. 

Ada ratusan bahkan ribuan situs berita online yang tersebar di internet mulai dari berita lokal, nasional maupun internasional. Dan semua situs tersebut dapat diakses secara gratis dan mudah melalui gadget Anda. Berita yang dikonsumsi oleh masyarakat luas merupakan produk atau karya jurnalistik yang dihasilkan oleh para wartawan di luar sana. Bisa diasumsikan betapa kerasnya persaingan industri media yang menuntut para wartawan untuk bisa lebih cepat dalam memproduksi berita. 

Antara media yang satu dengan yang lain berlomba-lomba untuk menyajikan berita dengan cepat namun juga akurat terhadap suatu peristiwa atau fenomena tertentu. Produk jurnalistik yang disajikan oleh wartawan bukan hanya sekedar kata-kata, tetapi juga dilengkapi dengan gambar (foto), animasi, video dan lain-lain. Hal semacam ini yang disebut dengan jurnalisme mutimedia.

Istilah jurnalisme sangat lekat dengan kata jurnalistik yang berhubungan dengan pengumpulan informasi di lapangan hingga akhirnya diproses menjadi sebuah berita yang layak diberitakan kepada publik (masyarakat). Istilah jurnalistik berasal dari kata 'journal' yang memiliki arti catatan harian atau catatan mengenai kejadian sehari-hari. Kata 'journal' berasal dari bahasa Latin yaitu diurnalis, artinya harian atau setiap hari. 

Sedangkan menurut Onong U Effendi (1986:96) dalam Hidayati (2011), definisi jurnalistik yaitu keterampilan atau kegiatan mengolah bahan berita, mulai dari peliputan sampai kepada penyusunan yang layak disebarluaskan kepada masyarakat. Peristiwa besar ataupun kecil, tindakan organisasi ataupun individu, asal hal tersebut diperkirakan dapat menarik massa pembaca, pendengar, ataupun pemirsa.

Sedangkan definisi dari multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pengguna melakukan navigasi dan berinteraksi dengan aplikasi tersebut (Sari, Tresnawati, Hakim, 2014). Vaughan (2011) dalam Sugandi (2012) mengemukakan bahwa multimedia adalah sebuah kombinasi yang saling berkaitan dari teks, foto dan gambar, suara, animasi dan video yang dimanipulasi secara digital.

Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa jurnalisme multimedia merupakan konten yang mengkombinasikan audio, video, foto, teks, dan animasi grafis menjadi satu kemasan (Kurniawati, 2013). Bisa dibilang bahwa jurnalisme multimedia sifatnya lebih luas bila dibandingkan dengan jurnalisme online karena jurnalisme multimedia memuat lebih banyak "tools" dan bisa melakukan interaksi dengan pembacanya. Sedangkan jurnalisme online hanya berbentuk tulisan dan disertai gambar. Secara psikologis, orang akan lebih tertarik untuk membaca berita yang dilengkapi dengan gambar, animasi maupun video karena dinilai lebih menarik daripada sekadar membaca tulisan, terutama bagi kaum remaja.

Jurnalisme multimedia ada dan berkembang karena adanya internet yang semakin canggih dan memadai sehingga perusahaan media berusaha untuk menciptakan "inovasi" dalam menarik minat pembaca. Selain teknologi internet dan web, jurnalisme multimedia tidak akan muncul tanpa digitalisasi teknologi fotografi. Terutama sejak munculnya kamera DSLR tahun 1999 dan pada tahun 2008 dengan fitur perekam video berkualitas HD. 

Sejak saat itu, jurnalisme multimedia marak dan semakin berkembang. Menurut McAdams (2005) dalam Kurniawati (2013) bentuk teknologi terakhir adalah perangkat lunak yang awalnya digunakan untuk memproduksi jurnalisme multimedia yaitu Macromedia Flash. Tanpa adanya Flash, audio, video, foto, teks, dan animasi tidak dapat digabungkan menjadi satu produk.

Jurnalisme multimedia pertama kali dikenal saat gempa bumi melanda sebuah kota di utara India pada tahun 2001. Ketika media-media lain hanya menampilkan artikel berita dengan gambar, Associated Press (kantor berita yang bermarkas di New York) mengemas pemberitaan bencana gempa ini dalam bentuk audio-photo slide show. Sejak saat itu mulai banyak media yang menampilkan jurnalisme multimedia ke dalam kontennya. 

Di Indonesia, tampilkan ini mulai diterapkan Harian Kompas dengan proyeknya yang bernama Ekspedisi Cincin Api, harian Media Indonesia, majalah Detik, majalah Tempo dan media besar lainnya. Tampilan jurnalisme multimedia biasa dipublikasikan melalui web berita, web resmi kantor berita maupun melalui alat komunikasi mobile seperti smartphone dan tablet PC. (Kurniawati, 2013).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun