Mohon tunggu...
Laura Magvira
Laura Magvira Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Pecinta bakso dan kata. LinkedIn: Laura Magvira. Instagram: lauramgvra

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Aku Pikir Akan Terkilir, Ternyata Switch Membantuku Mengukir

15 September 2020   04:34 Diperbarui: 15 September 2020   05:04 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cahaya menembus jendela kamarku. Kelopak mata ini segera terbuka dan berjumpa dengan sinar matahari. Jarum jam berpusat pada angka 6. Sialan, aku kesiangan. Hari ini aku sudah berjanji dengan rekan-rekan organisasi mahasiswa untuk rapat mingguan.

Tanpa memperhatikan sekitar, aku bergegas ke dapur. Lambung ini sudah meronta ingin asupan. Sarapanku ditemani berita-berita tentang semesta yang semakin hari terus mengeluarkan lelucon. Tidak betah berlama-lama dengan kekacauan, aku mengambil handuk lalu menuju kamar mandi. Tidak butuh waktu 1 jam aku sudah keluar dari kamar mandi dan bersiap untuk rapat online.

Bukan rahasia umum lagi kalau pandemi Covid-19 melumpuhkan beberapa aktivitas kita. Ruang virtual menjadi tempat yang sering kita kunjungi akhir-akhir ini. Bagaimana tidak? Yang kita punya sekarang hanya jarak. Awalnya aku berpikir kita semua akan terkilir dan tertatih-tatih dalam menjalani hidup ini. Namun ternyata tidak seburuk yang aku pikirkan.

Aktivitas virtual dapat membantu orang-orang yang terkilir seperti aku ini. Senin pagi ini aku terkilir oleh waktu. Aku pikir ini akan mengganggu kredibilitas, ternyata tidak. Dengan gesit, aku menyalakan ponsel pintarku. Lalu mengajak rekan-rekan untuk segera berkunjung ke ruang virtual yang telah disediakan. Namun sebelum aku membuka aplikasi zoom, aku melihat sisa kuota internet di nomor ponselku. Lagi lagi sial. Kuotaku sekarat, hanya tersisa 358mb.

Bagaimana bisa kuota segitu dapat membantuku rapat?

Pulsa utamaku juga takut berkurang. Beruntungnya aku memakai provider dari Switch. Kemudahan, hidup bersamaku. Aku hanya buka aplikasi Switch, banyak fitur keberuntungan yang membantuku untuk rapat via zoom. Hampir saja aku terkilir, untungnya Switch membantuku mengukir kredibilitas dengan sangat cepat.

Rapat selesai ditutup di menit ke 109. Jaringan 4G yang super cepat membuatku dapat berkontribusi lebih saat agenda berlangsung. Setelah merangkum semua yang telah dibahas, aku langsung menyegarkan otak.

Pandemi membuat kita terkurung di rumah tapi bukan berarti kita harus tertekan dan mempunyai gangguan kesehatan khususnya kesehatan mental. Banyak cara yang bisa kita lakukan nih salah satunya menonton film atau video di youtube. Aku lagi. Daripada keluar rumah mengejar Covid-19 dan menyukseskan program pemerintah dalam hal pengurangan jumlah penduduk, aku lebih memilih film dengan gendre horor. Setiap aku menonton gendre horor, otak aku dibuat berpikir siapa yang akan terkilir di adegan selanjutnya ya?

Kebetulan siang ini adik aku belum mulai kelas online jadi aku ajak dia untuk menerka setiap gerak yang ada di film. Di tengah pandemi selain yang aku punya cuma jarak, kehangatan dengan keluarga juga menyelimutiku.

Kami menonton film penelusuran di channel youtube Sara Wijayanto. Mungkin belum dapat dikatakan film, masih termasuk ke dalam video. Ah aku kurang mengerti akan hal seperti ini. Namun aku sangat menyukai sinematografi yang terselip di antara detik-detik video. Baru diunggah Sabtu kemarin bercerita tentang rumah kosong yang ada di Tanggerang, terlepas dari percaya atau tidak, ada pesan moral yang selalu aku dapat dari setiap video atau film yang telah diproduksi.

Berdurasi 1:20 menit namun baru setengah jam aku menonton, hujan ikut menonton bersama kami. Ternyata ini adegan paling horor, ketika air membasahi tanah aku jadi takut sinyal internet untuk mengakses video yang ditonton akan menghilang. Ini adegan lebih seram ketimbang adegan Sara berkomunikasi dengan hantu-hantu. Aku sudah mencari rencana kalau sinyal hilang akan mencari ruang yang sedikit terbuka meskipun resikonya becek dan kalau terpeleset kaki akan terkilir. Lagi lagi ajaib, sinyal tetap kencang meskipun hujan ikut menonton tiap reka adegan yang ada di video. Aku dibuat tersenyum oleh kehebatan Switch. Akhirnya aku mengukir adegan kebersamaan bersama adikku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun