www.irishexaminer.com
Lelaki itu lagi. Hufth...
“Tolonglah Aku...”
Aku berusaha mengabaikannya. Mungkin ini sudah yang kesekian kalinya dia mendatangiku, memohon-mohon pertolonganku.
Bukannya Aku tak mau menolongnya. Ah, seandainya dia tahu resiko yang akan kuhadapi nanti.
Lelaki itu tiba-tiba berhenti mengikutiku.
“Kamu pikir ini semua kehendakku untuk meminta tolong kepadamu? Tidak! Ini sudah menjadi tanggungjawabmu.”
Aku menghentikan langkahku. Lelaki itu menghilang dalam gelap.
Baiklah, gumamku, mungkin ini adalah tanggungjawabku. Atau bisa jadi ini adalah sebuah kutukan yang Aku harus jalani dalam hidup ini.
***
Aku memasuki pelataran rumah itu. Terasa sekali suasana duka masih menyelimuti rumah besar ini. Tenda dengan bendera kuning diikat pada tiangnya. Kursi di luar yang telah disusun rapi bekas semalam orang tahlilan.