Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Dampak Sekolahkan Anak Terlalu Dini

18 November 2017   13:07 Diperbarui: 18 November 2017   13:40 2700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
consumer.healthday.com

Pada usia 0-6 tahun otak anak berkembang cepat hingga 80% sehingga anak menyerap berbagai informasi dengan baik. Di usia ini juga basic, mental dan spiritual anak mulai terbentuk, karena itu rentang usia ini kerap disebut masa-masa emas anak (GOLDEN AGE). Sebagai orang tua yang sayang pada anak tentu ingin memberikan yang terbaik untuk buah hati kecilnya, salah satunya dengan cara menyekolahkan.

Tetapi banyak pertanyaan yang harus dijawab terlebih dahulu sebelum menyekolahkan anak seperti usia yang pas berapa, pendidikan yang seperti apa yang harus diberikan. Mengenai pas atau tidak pas relatif tetapi akhirnya sudah menyekolahkan anak sejak usia 1 tahun, usia yang seperti itu pas kah untuk menyekolahkan anak? Sebetulnya semua permasalahan tersebut yang saya tangkap dari berbagai situasi mulai dari sosial media maupun yang langsung bertanya (konseling) dasarnya yaitu kurangnya ilmu, tidak punya prinsip, gampang terpengaruh. 

Kita mengasuh anak bagaimana dengan orang lain? Sebenarnya yang diperlukan oleh anak pada usia awal-awal adalah Attachment yaitu kelengketan dengan ayah dan bundanya. Di dampingi kenapa harus ke tempat lain? Di rumahnya kegerakan motorik kasarnya belum sempurna apalagi di tempatkan ke tempat yang lain. 

Satu hal yang paling banyak sekali para orang tua tidak mengetahuinya adalah permainan yang paling bagus buat anak adalah tubuh ayah bundanya. Sambil dengan bercerita, banyak sekali permainan termasuk imajinatif play contohnya seperti orang tua bercerita "jadi di taman kan ada lalat dan kodok, habis itu si kodok lihat lalat karena si kodok lapar terus si kodok makan lalat itu, coba lidah adik keluarin seperti kodok yang sedang menangkap lalat. 

Nah seperti itu kodok menangkap lalat dengan cara lidahnya yang panjang itu dikeluarkan". Lepas itu si anak tertawa, nah cara seperti itu yang diperlukan. Pada saat pusat-pusat di otak sudah bersambungan yaitu usia 7 tahun usia yang paling cocok untuk anak mulai bersekolah. Berarti kalau memulai seperti dimana titiknya jam berapa berarti tinggal menghitung mundur. Katakanlah nanti 6,8 tergantung akhir bulan tahun. Batasnya 7 tahun tetapi kalau telat 7 setengah tahun dimana orang sekarang latah kalau anaknya sekolah di usia sedini mungkin di atas 65% rata-rata para orang tua menyekolahkan anak usia 6 tahun, adapula 15% menyekolahkan anak pada usia 5 tahun. 

Jadi kalau usia 5-6 tahun hampir 70-75% hampir 80% yang khususnya berada di data. Jadi sebenarnya yang paling nyaman untuk anak-anak bersekolah adalah untuk dia bermain di rumahnya dengan ayah bundanya. Jangan fikirkan soal fasilitas, karena permainan yang terbaik adalah tubuh ayah bundanya serta ketika anak ingin bermain ajarilah anak untuk melakukan sebuah permainan yang bukan barang jadi tetapi barang yang dibuat bersama. Seperti misal "tali rafia dikasih lubang, box sepatu ditarik, kemudian bermain kuda-kuda'an ketika ayah sedang sholat, kain sarung diarahkan ke belakang kemudian diikatkan ke leher menjadi superman. 

Permainan anak diharuskan untuk bersama orang tua. Usia 7 tahun yaitu SD kelas 1 jadi kalau menyekolahkan anak usia dini usia 7 tahun tinggal di hitung mundur. Apa dampak negatif orang tua menyekolahkan anak pada usia dini yaitu ketika anak masih usia 1 tahun? yaitu hilangnya masa kecil kanak-kanak "janganlah mencabut masa kanak-kanak dari dunia bermainnya terlalu cepat karena dirimu akan menemukan dunia orang dewasa yang kekanak-kanakan".  Ada sebuah teori Tapal Kuda yang menyebutkan bahwa tentang usia, kalau semakin muda usia anak disekolahkan maka bosannya tidak menentu tidak tau kapan yang akan terjadi, tetapi kalau semakin tua usia anak pada usia 7 tahun dia bosan  di kelas 5 jadi guru di kelas 5 sudah tau bagaimana mengatasi cara anak yang bosan tersebut, tetapi kalau terlalu kecil tidak tau bosannya berada dimana. 

Lantas bagaimana anak yang masih kecil otaknya masih suci masih bersih jadi perlu di stimulasi dengan lingkungan seperti lebih atraktif, harapannya dia akan perlu semangat nantinya? Orang tua berfikir bermain itu dengan peralatan, bermain tidak terstruktur serta anak tidak terstruktur. Jadi anak perlu bermain usia 0-8 tahun, kalau kita curi pada usia 1 tahun berapa jam, berapa kali dalam seminggu, berapa jam yang boleh kita curi. Anak perlu sekolah nanti bisa di hitung SD 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun jadi 12 tahun. katakanlah sekolah 4 tahun menjadi 16 tahun. 

Bagaimana orang tua mengembalikan dunia bermainnya yang sudah dicuri. Di playgroup juga bermain, tetapi bermain di dalam sudah tersturktur bermainnya. Bermain dalam pikirannya orang tua sudah capek, bosan jadi orang tua melihat permainan yang semacam itu yang berada di playgroup anak sudah bermain. Permainan tidak harus sperti itu tetapi ada pelajarannya, di rumah saja anak belum tau menaruh sepatu di tempatnya, tetapi di sekolah dia harus menaruh sepatu di tempatnya kemudian dia harus ini itu, harus bernyanyi, harus duduk, ada aturan-aturannya hal semacam itu juga bagus. 

Tapi hal itu semacam dipercepat, dan pembelajaran yang dipercepat tidak baik. Perkembangan motorik anak untuk memperoleh kecerdasan mutlak harus dilatih sejak dini agar tumbuh pintar. Perkembangan motorik berkaitan dengan perkembangan otak, mula-mula anak mampu melakukan motorik kasar. Jadi motorik kasarnya terlebih dahulu diselesaikan baru nanti motorik halus. Kalau dipaksa sama juga halnya anak belum bisa jalan tetapi dipaksa untuk jalan kakinya masih kaku. Motorik halus ataupun motorik kasar berkaitan dengan perasaan yang berkembang terlebih dulu perasaan. 

Perasaan itu empati dalam kemampuan hal segala macam. Mampu merasakan perasaan orang lain, mengenali perasaan dirinya itu yang harus dikenali terlebih dahulu oleh anak usia 0-8 tahun. Yang lebih bagus bermain bersama dulu nanti kalau sel otaknya sudah sempurna baru bermain dengan. Mengasuh anak dengan membuat sesuatu sama. Jadi usia 0-8 tahun lebih banyak bermain dan menyangkut perasaan, empatinya yang harus ditumbuhkan di usia 0-8 bukan kognitifnya, serta orang tua harus lebih ekspresif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun