Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Menghindarkan Anak dari Perilaku Menyimpang

18 Oktober 2017   20:53 Diperbarui: 18 Oktober 2017   21:00 2257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendidik anak dengan baik sesuai perkembangan mereka merupakan hal penting yang harus dilakukan sejak dini. Keluarga merupakan pembentuk pertama dalam proses mendidik kepribadian anak terutama orang tua. Agar anak dapat mengetahui batasan dan memelihara emosionalnya yang dapat diterima oleh lingkungan dimanapun mereka berada. Terutama Remaja merupakan penerus dan pewaris bangsa, maksudnya seorang remaja akan menggantikan peran pemimpin masa depan. 

Ada remaja saat ini tidak menggambarkan kehidupan bangsanya pada masa yang akan datang. Namun hal itu sekarang pengaruh globalisasi dan derasnya arus informasi yang mengalir di sekitar kita. Kehidupan remaja tidak pernah lepas dari pengaruh gadget seperti misal handphone, iphone, laptop, interenet yang merupakan imbas arus globalisasi dan derasnya informasi. 

Namun sayang ada remaja yang kurang bijak dalam memanfaatkannya sehingga terjebak dalam perilaku menyimpang atau biasanya yang disebut dengan kenakalan remaja. Kenakalan remaja identik dengan hal yang berperilaku menyimpang seperti berbohong, buang sampah sembarangan, mengendarai kendaraan bermotor tanpa sim, melihat gambar porno, menonton film porno, begadang, membolos sekolah, berkelahi antar sekolah, berkelahi dengan teman, minum-minuman keras, kebut-kebutan, mencuri, mencopet, berjudi, memperkosa, dan masih banyak lagi perilaku menyimpang lainnya. 

Perilaku nakal remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri atau faktor internal maupun faktor dari luar atau eksternal. Faktor internal yaitu (krisis identitas). Masa remaja adalah masa dimana ingin mencari jati diri, masa yang dipenuhi dengan kebingungan dan pertanyaan-pertanyaan. Di masa tersebut sebagian besar remaja mengalami krisis identitas karena tidak memiliki bekal untuk menghadapi dan memaknai kehidupan, tidak memahami apa tujuan hidup mereka di dunia. 

Mereka bingung kedepannya ingin makan apa yang akhirnya dapat menyebabkan mereka mengikuti hal-hal yang diikuti teman sepermainannya atau yang sedang tren saat ini. Faktor internal (kontrol diri yang lemah) lemahnya kontrol diri yang lemah dalam membedakan nilai baik dan buruk dalam kehidupannya membuat remaja gampang terseret pada perilaku nakal. 

Adapun faktor eksternal-nya yaitu keluarga dan orang tua tidak ada komunikasi dalam keluarga atau perselisihan antara anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga seperti selalu memanjakan anak, terlalu keras pada anak sehingga anak merasa tertekan dan memberontak. 

Tidak memberikan pendidikan agama pada anak atau penolakan terhadap eksistensi anak bisa menjadi terjadinya penyebab kenakalan remaja. Teman sebaya yang kurang baik dan komunitas lingkungan dan tempat tinggal yang kurang baik. Faktor ekonomi, minimnya kebutuhan finencial sehari-hari terkadang bisa memaksa seseorang untuk melakukan tindakan kriminal. Faktor teknologi yang semakin maju, di samping sisi positifnya faktor teknologi juga mempunyai sisi negatif seperti internet dan teknologi mobile dimana keduanya memfasilitasi pembukaan dan pendowloadan pornografi dan pornoaksi, memperbesar perlakuan penipuan dll. Faktor budaya perlu diketahui bahwa budaya indonesia sudah tercampur oleh budaya luar sehingga nilai budaya indonesia yang asli hilang dari masyarakatnya. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja :

  •  Keteladan di rumah, orang tua memegang peran utama dalam membentuk watak dan membina sikap anak-anaknya hal ini dikarenakan orang tua figur utama anak yang dijadikan panutan dan tuntunan. Sudah sepantasnya jika orang tua harus mampu memberikan teladan bagi anak-anaknya. Serta ada kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga. Sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif dan nyaman bagi anak-anaknya. Orang tua juga harus menamkan nilai dan norma dalam diri anak karena agama lah yang dapat mengendalikan perilaku manusia. Hal ini bisa dilakukan dengan cara berdiskusi tentang berbagai permasalahan yang ditinjau dari agama atau bisa dilakukan dengan sholat berjama'ah, agar makin terjalin erat keragaman anak dan orang tua. Kasih sayang orang tua perlu ditingkatkan untuk mengetahui kondisi anak dengan memberikan perhatian yang khusus. Bagi orang tua yang sibuk bisa meluangkan waktunya sebentar untuk menanyai kabar anak dalam aktifitasnya seharian tanpa orang tua, serta ajaklah anak untuk berlibur pada saat ada hari libur. Ajari anak untuk selalu terbuka mengenai suatu peristiwa yang baik, baik itu peristiwa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Orang tua juga harus mengetahui teman-teman dekatnya anak. Hal ini dilakukan agar dapat lebih mudah mengontrol anaknya dan memberikan pengarahan siapa, dan di komunitas mana anak akan bergaul karena perilaku anak selain dipengaruhi oleh keluarga juga dipengaruhi oleh teman sebayanya.
  • Memberikan hukuman jika anak bersalah dan memberikan penghargaan jika anak berbuat baik atau memperoleh perestasi
  • Memberikan tanggung jawab kepada anak sesuai tingkat umur dan pendidikan
  • anak juga harus mempunya figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik. Hal tersebut merupakan upaya yang dilakukan orang tua agar anak merasa terlindungi, memiliki panutan atau teladan serta merasa memiliki arti penting bagi sebagain dari keluarganya.
  • Penanganan Di Sekolah. Kenakalan remaja juga disebabkan oleh kesalahan sistem pengajaran di sekolah yang kurang menanamkan sistem nilai sebagai pedoman dalam kehidupannya. Sehingga mereka mudah untuk mengadopsi sesuatu yang ada di masyarakat tanpa menyaring terlebih dahulu. Jadi sistem sekolah harus mengedepankan aspek kognitif, sitem pengajaran yang seimbang antara kognitif, afektif dan psikomotor. Perpaduan ketiga aspek tersebut akan mendapatkan dampak positif terhadap perilaku siswa. Untuk penanggulangan masalah kenakalan remaja termasuk penggunaan narkoba khususnya perlu kerja sama khususnya antara guru agama, ppkn, olahraga, biologi, BK, sosial, hukum, dan politik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun