Mohon tunggu...
Latifa Apl
Latifa Apl Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Butir-butir Onggok yang Terlupakan Menjadi Peluang Bisnis

29 November 2017   18:56 Diperbarui: 29 November 2017   19:16 2914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Singkong merupakan bahan baku berbagai produk industri seperti industri makanan, farmasi, tekstil dan lain-lain. Industri tapioka yang terdapat di Provinsi Lampung, terutama yang berada di Kabupaten Lampung Timur yang menjadi daerah survei dalam suatu observasi. Pada tahun 2003 provinsi Lampung memiliki 38.964 hektar lahan untuk penanaman singkong yang menghasilkan 592.358 ton singkong dan memiliki 31 perusahaan menengah besar yang terdaftar di dinas pertanian, disamping puluhan perusahaan menengah kecil yang merupakan industri tapioka rakyat (dinas pertanian lampung timur,2004).

Tepung onggok adalah salah satu produk yang dihasilkan oleh PT. MITRA PATIMAS yang terletak di 37 Polos Kec.Pekalongan, LAMPUNG TIMUR yang di kelola oleh Bp. Vikry. PT.MITRA PATIMAS ini adalah PT milik orang CHINA di bangun sejak 20 tahun yang lalu,sekitar tahun 1997 sampai dengan sekarang. Sebenarnya awal mula onggok ini adalah barang sampah, karena merupakan limbah dari sisa giling pabrik-pabrik tapioca atau pabrik aci yang kebetulan banyak terdapat di daerah Lampung. Apalagi ditambah dengan baunya yang ditimbulkan dari onggok yang basah sangat menyengat hidung dan tidak mengenakkan.

Seiring perkembangan kebutuhan manusia akan bahan pengganti pakan ternak dan bahan baku lainnya, maka jadilah onggok menjadi sumber penghasilan tambahan yang menjanjikan bagi para pelaku usaha di bidang ini, fungsi onggok basah adalah sebagai bahan tambahan pakan ternak sapi, babi, ataupun ternak-ternak lain yang mulai kesusahan mencari hijauan pakan terutama di musim kemarau. Karena harganya relative terjangkau jadilah onggok basah sebagai pakan ternak alternatif.

dokpri
dokpri
Onggok yang dijemur pun menjadi onggok kering yang tentunya harga jual lebih tinggi dari pada onggok basah karena melalui proses jemur matahari dan sangat tergantung pada cuaca. Pengeringan yang biasa dilakukan adalah pengeringan alami yang memerlukan waktu yang relatif lama. Ampas singkong dijemur 5-7 hari lalu digiling jadilah tepung onggok.

Dalam penelitian ini digunakan alat pengering Hybrid (energi radiasi matahari dan listrik), hasil penelitian menunjukan bahwa pengeringan energi radiasi matahari menghasilkan tepung onggok dengan kriteria warna yang cenderung lebih baik dibandingkan dengan metode pengeringan lainnnya. Onggok yang sudah kering akan dimasukkan kedalam mesin penghalus untuk di proses menjadi tepung onggok.

Fungsi onggok kering antara lain sebagai bahan baku obat nyamuk, bahan kayu seperti triplek dan lain-lain. Di musim panen singkong, kondisi harga onggok pun menyesuaikan kondisi pasar yaitu relatif stabil rendah karena ketersediaan bahan baku yang banyak. Tetapi diluar musim panen singkong harga onggok relatif tinggi karena produsen  relatif kesusahan mencari singkong yang merupakan bahan utama tapioka.

Sedangkan onggok ada setelah singkong itu digiling menjadi tapioka. Hasil sampingan itulah yang kemudian menjadi onggok. Proses produksi tepung onggok dengan bahan baku berupa onggok yang telah dikeringkan yang diambil dari petani-petani ataupun supplier-suplier

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun