Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Saat Rasa Rindu Harus Dikelola, Ini 5 Caranya

4 Januari 2017   07:20 Diperbarui: 4 Januari 2017   20:35 5372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat saya selesai mengirimkan e-mail, saya mendapat kabar jika sepupu jauh saya. Akhir pekan ini, ia dan keluarganya akan datang ke Bandung. Tentunya saya surprised dan bahagia di saat bersamaan. Saya rindu sepupu saya yang satu ini. Figur pemuda tampan yang charming dan pekerja keras di mata saya. Saya suka nada suaranya yang lembut saat berbicara dengan saya. Meski usianya 9 tahun di atas saya, tapi rentang usia itu justru membuat saya nyaman dan senang berkomunikasi dengannya.

Ilustrasi tersebut melukiskan rasa rindu. Siapa pun bisa merasakan rindu. Perasaan tersebut manusiawi. Wanita lebih mudah mengungkapkan rasa rindu dari  pada pria.

Tiap orang memiliki berbagai cara untuk melampiaskan perasaan saat mereka rindu namun belum bisa bertemu sosok yang dirindukan. Contohnya, melihat foto-fotonya, membaca tulisan dari seseorang yang dirindukan, membaca chat atau e-mailnya, atau memakai barang-barang pemberian dari orang yang dirindukan. Pergi ke tempat kenangan juga bisa menjadi alternatif. Di era teknologi seperti sekarang, stalking media sosial si dia juga menjadi alternatif pengobat rindu.

Tak ada salahnya untuk merealisasikan rasa rindu jika itu memungkinkan. Misalnya, kita bisa merencanakan bertemu dengan orang yang dirindukan beberapa bulan ke depan. Kita bisa mengunjunginya, atau dia yang mengunjungi kita. Telepon genggam bisa juga menjadi sarana untuk mengobati rasa rindu. Bila situasi dan kondisi memungkinkan, teleponlah dia meski untuk sesaat saja. Pastikan ia sehat dan baik-baik saja. Namun bila tak memungkinkan, misalnya kita dan si dia sama-sama sibuk atau seseorang yang dirindukan ternyata sudah tiada, sudah saatnya untuk mengelola rasa rindu itu.

Rasa rindu wajar dan manusiawi. Namun sewajar-wajarnya rasa rindu, kelolalah dengan baik. Ada beberapa cara untuk mengelola perasaan rindu, di antaranya:

1. Berdoa

Kedua orang tua Sartika sudah lama meninggal. Sebagai anak tunggal, ia disergap rasa rindu yang dalam. Ia sering berziarah ke makam orang tuanya dan mendakan mereka. Tidak hanya itu, Sartika juga mendoakan ayah-ibunya dalam shalat. Surah Yasin tak lupa ia bacakan untuk almarhum ayah dan ibunya.

Berdoa adalah aktivitas yang baik sekali bagi kesehatan rohani kita. Tak hanya itu, berdoa pun bisa menjadi pengalihan yang baik untuk rasa rindu. Meningkatkan kedekatan dengan Tuhan, memperbaharui relasi dengan Sang Pencipta, mendekatkan diri pada-Nya, dapat membuat rasa rindu itu tercurah dengan baik dan pada tempatnya.

2. Menulis

Renna rindu pada cinta pertamanya. Sayangnya, mereka tak bisa bersama lantaran cinta mereka terlarang. Ada suatu aturan dan janji yang menghalangi mereka untuk bersama. Lantaran rindu yang terus menggebu, ia mencurahkan rasa rindunya dengan menulis. Cerpen, novel, dan puisi ia tuliskan untuk Rafly. Hasilnya, perasaannya menjadi lebih tenang dan ia ikhlas melepaskan Rafly saat bertunangan dengan Venska.

Secara tidak langsung, perasaan rindu dapat mempengaruhi alam bawah sadar. Pengaruh dari rasa rindu bisa menciptakan kreativitas seperti ilustrasi tersebut. Menuliskan sesuatu tentang apa yang kita rindukan bisa menjadi pengalih perhatian yang baik dan bermanfaat. Perasaan kita tercurah lewat tulisan. Pikiran dan hati menjadi lebih tenang karena beban kerinduan telah berkurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun