Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hanya Ada Aku, Bunda, dan Ayah

24 Mei 2020   06:00 Diperbarui: 24 Mei 2020   07:30 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pertiwi Dinda Yuliana, aku mencintaimu."

Bukan ucapan maaf sebagai respon. Hanya ungkapan cinta. Calvin memberi Tiwi pelukan hangat. Tak sia-sia ia kembali dari rumah sakit di hari yang katanya hari kemenangan ini.

Silvi melangkah maju. Dalam gerakan anggun, gadis berambut panjang itu berlutut di depan Calvin. Menciumi tangan ayahnya. Menangkupnya ke pipi.

"Silvi minta maaf. Pasti Silvi banyak bikin Ayah susah," ucapnya datar. Sinar mata Silvi berbanding terbalik dengan nada suaranya.

"Ayah juga minta maaf, Sayangku. Ayah kadang tinggal-tinggal Silvi. Tapi Ayah nggak akan pernah pergi terlalu lama."

Silvi menatap Calvin penuh cinta. Mata biru bertemu mata sipit. Tiwi menyaksikan dengan perih menyayat. Kelakuan Silvi dan Calvin lebih mirip sepasang kekasih tenimbang ayah dan anak.

"Bunda..." panggil Silvi pelan.

"Ya, Sayang?"

"Maaf. Bunda, aku jatuh cinta pada Ayah."

Nyaris saja Tiwi terjungkal dari sofa. Ia membelalak menatap Silvi. Silvi, putri yang ia sayangi sepenuh hati, yang ia biarkan menempel erat dengan Calvin, yang ia masakkan menu masakan Barat sebab ia paham selera anak itu, jatuh cinta pada suaminya?

"Benarkah?" bisik Tiwi parau. Tangan yang mencengkeram punggung kursi memutih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun