Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hanya Ada Aku, Bunda, dan Ayah

24 Mei 2020   06:00 Diperbarui: 24 Mei 2020   07:30 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Silvi nggak mau ditinggal-tinggal Ayah lagi. Silvi nggak mau. Nggak mauuuu."

Gadis bergaun tidur hijau toska itu menangis. Ia memukul-mukul dada Calvin, melampiaskan rindu yang menyesaki rongga hati.

"Tidak, Sayangku. Ayah akan tetap di sini."

Pukulan di dada berakhir lewat pelukan. Calvin dan Silvi berpelukan sampai jiwa mereka terbenam dalam lelap. Semua itu disaksikan Tiwi dengan mata berair.

Cepat-cepat Tiwi menyeka mata. Menjauhkan tubuh dari depan kaca partisi one way tempatnya memperhatikan. Di luar sana, mungkin tak lazim seorang ayah angkat tidur bersama gadisnya. Namun, semuanya terasa wajar bila Calvin dan Silvi yang melakukan.

**   

Paginya, Calvin terbangun dengan tubuh serasa remuk. Rasa dingin menjalari, dari punggung hingga kaki. Pelan dan hati-hati, dilepasnya pelukan Silvi.

Sedikit limbung langkahnya menuruni anak tangga pualam. Dia temukan Tiwi berdiri anggun membelakangi pintu. Jemari lentik wanita itu sibuk menata dua tampah kue, sepiring opor ayam lengkap dengan ketupatnya, seporsi nasi hainam, dan steak dengan mushroom serta mustard sebagai dressing. Kombinasi menu yang unik, sebab menu khas hari raya berdampingan dengan makanan Barat dan Oriental.

"Pagi, sweetheart," sapa Calvin seraya memeluk istrinya dari belakang.

Tiwi hanya menyahut singkat. Tak keberatan lipatan dress bagian belakangnya kusut gegara pelukan spontan. Wangi Blue Seduction Antonio Banderas membelai hidungnya. Wangi yang sama, wangi khas dari tubuh pria setinggi 175 di belakangnya.

"Wow, kamu menyiapkan ini untukku dan Silvi. Terima kasih...uhuk."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun