Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Carilah Pria yang Menganggap Pasangan Seperti Putrinya

23 Mei 2020   06:00 Diperbarui: 23 Mei 2020   07:02 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Young Lady is back. Gemas Young Lady karena tak menemukan artikel pria yang menganggap pasangan seperti putrinya di rubrik relationship mana pun. Yang ada hanyalah pria mencari pasangan seperti ibunya, wanita yang bisa mengurus anak, dll. Artikel cantik ini dibuat setelah ngobrol cantik dengan kakak baik hati. Sebut saja Mawar...oh, bukan. Sebut saja Eunicha Salsabila. Obrolan itu dibuka Young Lady dengan pertanyaan aneh: apakah banyak pria menganggap pasangannya seperti putrinya?

Nah, itu pertanyaannya. Sampai detik ini, pertanyaan tersebut masih menghinggapi kepala Young Lady. Kalau kata Kak Eunicha, sedikit pria yang menganggap pasangannya sebagai anak perempuannya. Terlebih di zaman sekarang dimana ketulusan cinta sangat langka.

Pertanyaan itu melahirkan pertanyaan lain. Bagaimana sebenarnya anggapan pria terhadap pasangan? Apakah mereka menganggap pasangan seperti partner, pengganti ibu, boneka seks, atau pelayan? Aduh, dua anggapan terakhir itu mengerikan sekali ya. Amit-amit, jangan sampai ladies mendapatkan tipe pria seperti itu.

Jika semua pria menganggap pasangan sebagai putrinya, kekerasan takkan terjadi. Percerian pun kemungkinannya sangat kecil. Karena apa? Sebab seorang ayah takkan mungkin menyakiti anaknya.

Sayangnya, tak semua pria mau dan mampu menjadi ayah sebelum menikah. Jangankan sebelum menikah, setelah menikah pun banyak pria yang belum siap dipanggil Ayah.  Ketidaksiapan pria menjadi ayah disebabkan karena didikan masa kecil, tak biasa berinteraksi dengan anak kecil, dorongan selalu bersikap macho, dan perspektif patriarki bahwa tugas mengasuh anak hanya kewajiban wanita. Pria yang menjadi ayah yang baik untuk anak kandungnya itu biasa. Pria yang bersedia menjadi ayah untuk anak orang lain baru istimewa.

Young Lady tidak asal saja menuangkan pemikiran ini. Tanpa pengalaman empiris, artikel cantik ini takkan kalian baca sekarang. Berawal dari kehausan Young Lady cantik akan kasih sayang seorang ayah. Young Lady amat membutuhkan figur dewasa, kebapakan, penyayang, dan penyabar. 

Tuhan menjawab harapan Young Lady dengan mengirimkan malaikat tampan bermata sipit bernama Ayah. Begitu menginspirasinya ayah satu ini sampai-sampai Young Lady membuat 28 kisah tentang "Calvin Wan", sebagian novel dan sebagian novelet. Cinta kasih Ayah "Calvin Wan" menuntun Young Lady dalam menemukan arti cinta yang sesungguhnya. Cinta adalah apa yang dibutuhkan, bukan diinginkan.

Sederhananya begini: bayangkan jika ayah angkat kalian adalah pasangan kalian. One more, carilah pria yang bisa menganggap pasangannya sebagai putrinya. Mengasihi anak kandung mungkin mudah. Namun, mengasihi anak orang yang tidak terikat darah butuh ketulusan dan keterbukaan hati. Bila wanita telah menemukan pria seperti itu, tenanglah hati kalian. Dan buat para pria, kalau ingin mendapatkan hati wanita yang kalian cintai, perlakukan dia seperti putri kalian. Pria ideal adalah pria yang mau dan mampu menjadi ayah.

Kompasianer, bagaimana tanggapan kalian?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun