Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Hukuman Paling Indah

17 April 2020   06:00 Diperbarui: 17 April 2020   07:13 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ingatan Bunda Manda melayang ke masa krisis dua tahun lalu. Saat itu, pertumbuhan ekonomi melambat. Orang-orang yang biasa memesan katering lebih suka memasak sendiri. Alhasil dering telepon bukanlah penanda mengalirnya kran rezeki. Melainkan dari para ibu yang meminta resep. Ikhlas Bunda Manda membagikan resep makanan pada ibu-ibu sepantarannya. Walau hati sempat cemas juga ka...

"Manda..."

Di ujung kesabarannya, Bunda Manda mengelus dada. Tubuh tinggi sang suami menghalangi pintu. Otomatis ia tak bisa masuk ke daerah jajahannya.

"Minggir, Calvin. Aku mau masak." Bunda Manda berkata tak sabar.

"Bagaimana kalau aku tak mengizinkan?"

"Memangnya kamu siapa?"

"Aku? Suamimu."

Detik itu juga, kedua lengan Ayah Calvin melingkari pinggang Bunda Manda. Mengunci wanita itu dalam pelukan posesif. Bunda Manda tak bisa bergerak. Ayah Calvin di dekatnya, tembok di belakangnya.

"Calvin, sudahlah. Jangan mempersulitku. Pesanan katering banyak sekali..." Bunda Manda memohon. Runtuh sudah tembok gengsinya. Dia memohon-mohon pada pria yang telah meninggalkannya selama tujuh tahun.

Ayah Calvin tersenyum puas. Jenis senyuman yang sangat out of character dari sosok Calvin Wan. Bulu-bulu halus di tengkuk Bunda Manda berdiri. Mungkinkah suaminya telah berubah seiring bergulirnya waktu?

"Tinggalkan." Perintah Ayah Calvin tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun