Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Surat Bunda untuk Ayah

11 April 2020   06:00 Diperbarui: 11 April 2020   06:53 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ayah tinggalin Silvi! Ayah biarin Silvi dan Bunda sendirian!" pekiknya. Dia menjumput anak rambut di puncak kepala Ayah Calvin, lalu menariknya.

Silvi menjambak rambut Ayah Calvin. Dia tarik rambut tebal nan rapi itu sepuas-puasnya. Mengerahkan segenap tenaga bersalut amarah dan kecewa. Sedih, kesal, kecewa, dan rindu menyesak di dada kecilnya.

"S-Silvi...Sayang," kata Ayah Calvin terbata. Ia tak melawan sewaktu rambutnya ditarik putrinya sendiri.

"Ayah jahat! Ayah jahat! Ayah jahaaaat!"

Lengkingan suara soprano itu merobek kesunyian malam. Ayah Calvin melirik waswas ke pintu pagar. Takut aksi anarkis putrinya menarik perhatian para tetangga. Peduli amat dengan rambutnya yang menjadi korban.

Bukan, bukan tetangga yang datang. Perkiraan Ayah Calvin meleset. Pagar coklat tua itu berderit, menghadirkan sesosok wanita semampai berkulit putih.

"Assalamualaikum, Silvi. Maaf, Bunda lu..."

Lutut Bunda Manda serasa lemas. Wajah kuyunya bertambah gundah. Matanya melebar sebesar piring kertas melihat sosok tinggi bermata sipit yang mendekap putrinya.

Bunda Manda terhuyung. Punggungnya menabrak pagar. Bungkusan putih yang dibawanya jatuh. Nasi goreng plus minuman di dalamnya terhambur keluar.

"Calvin..." desah Bunda Manda.

Sontak Ayah Calvin menegakkan tubuh. Membuat tangan Silvi menjangkau udara kosong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun