"Aku memperhatikanmu sejak tadi. Kamu berjalan bersama kakakmu, kan? Kalian mirip..." ceplos si gadis ramah.
"Kembaranku." Sela Adica dingin.
"Ya, kembaranmu. Tapi kamu lebih tampan dari kembaranmu ya. Kenapa kalian berpisah jalan? Kalian bertengkar?" tebak gadis cantik itu.
"Bukan urusanmu! Dan jangan mengatai kembaranku tidak tampan!"
Setelah mengembalikan sapu tangan si gadis, Adica beranjak pergi. Ia patah hati, patah hati luar biasa. Papa mana yang tidak terluka saat akan berpisah dari anak tunggalnya? Apa lagi Silvi lebih memilih Calvin ketimbang dirinya. Tetiba Adica merasakan dirinya tak berharga dan tak dicintai. Seorang Adica Wirawan rupanya tak dicintai siapa pun.
** Â Â
Kirim aku malaikatmu
Biar jadi kawan hidupku
Dan tunjukkan jalan
Yang memang kaupilihkan untukku
"Papa mimisan! Aku takut!" teriak Silvi ketakutan.