Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | [Papa dan Ayah Special Part] Papa yang Jatuh dan Terluka

10 Desember 2019   06:00 Diperbarui: 10 Desember 2019   06:07 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja yang basah. Jalanan tergenang air. Hujan berteriak keras. Kesuraman, hanya entitas itu yang tersisa.

Adica berjalan di bawah hujan tanpa pelindung. Jas Hugo Boss itu tak cukup menahan tusukan hawa dingin dan tempias hujan. Di sudut jalan, langkahnya surut. Rasa pusing luar biasa menderanya. Hingga tak lagi terasa, dan...

Tes. Tes.

Bukan tetes hujan, tetapi darah segar. Hatinya mencelos. Pria tampan itu terperangah menatap darahnya sendiri. Seorang Adica mimisan? Bila hidung Calvin yang berdarah, itu lagu lama.

Aku tak tahu harus bagaimana

Aku merasa tiada berkawan

Selain dirimu

Selain cintamu

"Jangan menunduk. Nanti darahmu masuk ke tenggorokan, lalu berlanjut ke paru-paru."

Sebuah suara sopran memecahkan lamunannya. Papa tampan yang tengah patah hati itu menengadah. Matanya beradu pandang dengan sesosok gadis berambut coklat dan berkulit terang. Si gadis menyodorkan sehelai sapu tangan putih. Putih, persis warna jumper dan jeans yang dikenakan gadis itu.

"Terima kasih," gumam Adica lirih, menyeka darahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun