Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Papa dan Ayah] Malaikat di Pentas Seni

22 November 2019   06:00 Diperbarui: 22 November 2019   06:17 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku nggak yakin," desahku.

"Terus siapa dong?"

Aku menyisir rambut dengan jemariku. Kucoba mengingat-ingat semua pria yang care padaku. Ada Ayah, Papa, dan Frater Gabriel. Semalaman Frater Gabriel dan aku berkirim e-mail. Kami ngobrol seru. Tepatnya, aku cerita banyak hal dan dia menanggapi dengan bijak. Jangan-jangan...

"Frater Gabriel!" teriakku gembira.

Catharina terlonjak. Ups, aku baru sadar. Kuteriakkan nama itu di telinganya.

"Ngaco kamu. Dia, kan, Frater. Mana bisa beli bunga?" sanggah Catharina.

"Lho, memangnya Frater nggak boleh beli bunga?"

"Bukan nggak boleh, tapi nggak bisa. Frater, kan, disiapin biar selibat. Jadi, mana bisa pacaran? Lagian, uang saku mereka dikit banget. Frater diajarin buat hidup sederhana, supaya konsisten dengan kaul kemiskinan."

Apa pun penjelasan Catharina, aku tetap optimis. Siapa tahu bunga ini sungguhan dari Frater Gabriel. Apakah ia menyukaiku? Rasa penasaran mendesak-desak batinku.

"Silvi, udahlah jangan berharap sama Frater. Dia bukan milik kita, tapi milik Tuhan. Kamu mau berebut sama Tuhan Yesus?" Catharina mengingatkan.

"Yah...segala sesuatu nggak ada yang mustahil, kan? Kamu nggak ingat cerita Suster Mariana tentang teman-teman di biaranya yang keluar karena ingin menikah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun