Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Papa dan Ayah] Malaikat di Pentas Seni

22 November 2019   06:00 Diperbarui: 22 November 2019   06:17 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Calvin menatap pantulan bayangan Silvi di cermin. Anak tunggalnya cantik sekali dalam balutan maxi dress berwarna putih. Rambutnya diikat tinggi-tinggi dan diselipi hairpiece berformat kepingan salju. Kontras dengan kecantikannya, hari ini wajah Silvi sendu.

"Masih sedih, Sayang? Angan khawatir...kamu nggak akan ke pensi sendirian." kata Calvin menenangkan.

"Maksud Ayah apa sih? Sampai sekarang Silvi belum dapat pasangan."

"You will see."

Ting tong

Siapa yang datang? Silvi menoleh ke pintu depan. Mendadak ia kehilangan minat pada cermin. Calvin dan Silvi beranjak membukakan pintu.

"Frater Gabriel?"

Mata Silvi melebar tak percaya. Sorot aneh memancar di mata Calvin. Bukankah pemuda ini telah menolak ajakan anaknya?

"Silvi, kamu ke pensi bareng saya ya. Masih mau, kan?" tanya Gabriel kikuk.

Wajah Silvi merona. Firasat Calvin tak enak. Sungguhkah pemuda sok suci ini mengajak Silvi?

"Ma...mau kok." sahut Silvi terbata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun