Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Papa dan Ayah] Buku Best Seller

20 November 2019   06:00 Diperbarui: 20 November 2019   06:14 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Apa artinya saya sehat kalau membuat putri saya lama menunggu?"

Tanpa menunggu jawaban, Calvin bergegas turun. Ia berlari menerabas derasnya hujan. Ia menjemput Silvi di food court.

Sepuluh menit kemudian, Calvin dan Silvi melangkah di bawah hujan. Calvin membuka jasnya, menyelimutkan benda mahal itu ke tubuh Silvi. Silvi menolak. Ia takut sang ayah kedinginan.

"Lebih baik Ayah kedinginan dari pada kamu yang merasakannya." Calvin berkata dengan nada finalitas, enggan berdebat.

Tangan Calvin membekap dada. Dingin merasuk tubuhnya. Namun, dia tak menyesal memberikan jasnya untuk Silvi.

Malamnya, Calvin demam. Suhu tubuhnya naik dengan cepat. Silvi sedih dan bersalah.

"Ini semua gara-gara Silvi. Coba aja tadi Silvi naik taksi online. Ayah nggak akan sakit." sesal gadis itu.

"Kamu nggak salah, Sayang. Kan, Ayah sendiri yang ingin kamu pakai jas itu."

Semalaman Silvi menemani Calvin. Ia tidur di kamar pria itu. Dibawanya buku karya Calvin sebagai bacaan pengantar tidur. Melihat buku yang dibaca Silvi, Calvin keheranan.

"Silvi, kamu tahu dari...?"

"Justru itu yang mau aku tanyain sama Ayah. Kenapa Ayah nggak pernah cerita?" sela Silvi gemas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun