Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Papa dan Ayah] Berat Meninggalkanmu Sendiri

18 November 2019   06:00 Diperbarui: 18 November 2019   06:05 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manik mataku melirik si kembar. Kupandangi Yasmin yang membuat tanda salib dan berdoa dengan tergesa. Sebaliknya, samar kudengar Rossa bergumam.

"Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar."

Aku tersentak. Apakah kembar ini beda agama? Luar biasa. Aduh, apa-apaan sih aku? Kenapa aku perhatikan mereka? Harusnya aku, kan, makan juga.

Aku makan terburu-buru. Pokoknya, bekal dari Ayah tidak boleh tersisa. Ayah sudah bersusah payah membuat bekal cantik ini, masa mau disisakan? Berulang kali aku nyaris tersedak.

"Waktunya habis! Semuanya berhenti makan!" perintah Frater Gabriel tepat ketika bekalku tandas.

Rossa gelagapan. Bibirnya belepotan saus. Tanpa diminta, kuberi dia dua lembar tissue. Dia berterima kasih seraya mengelap bibirnya.

Frater Gabriel berkeliling memeriksa kotak bekal kami. Hampir semua peserta LKO gagal menghabiskan makanan dalam waktu lima menit. Hanya aku yang mampu menghabiskannya. Mereka yang bekalnya tidak habis dihukum. Aku tertawa dalam hati menyaksikan rekan-rekanku disuruh menyanyi sambil berjoget.

Usai makan siang, aku dan Rossa izin sebentar untuk shalat. Kami diberi waktu lima belas menit. Kucuri waktu untuk menelepon Ayah. Tadi saat jam memegang handphone, aku keasyikan menikmati pesona Frater Gabriel sampai-sampai aku lupa.

Terdengar nada tunggu. Aku menunggu dengan tak sabar. Sedetik berselang, teleponku diangkat.

"Sayangku..."

Ah, tenang hatiku mendengar suara Ayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun