"Papa," panggil Silvi, menarik-narik lengan t-shirt Adica.
"Hm?"
"Sabtu depan, Silvi ikut LKO. Anterin ya."
Rupanya otak Adica belum connect dengan akronim 'LKO'. Alih-alih menanggapi permintaan Silvi, dia bertanya apa itu LKO.
"Latihan Kepemimpinan OSIS, Adica. Anak kita sebentar lagi akan menjadi pengurus OSIS." Calvin menerangkan.
Adica bergumam mengerti. Silvi menarik lengan baju Papanya lagi seperti anak kecil.
"Jadi, Papa mau anterin, kan?"
"Dianter Ayah aja ya. Minggu depan Papa ke Singapore."
Silvi menelan saliva. Hatinya sedih bercampur gusar. Itu bukan jawaban yang diharapkannya.
"Pa, Silvi mau diantar Papa. Silvi mau Papa!" rengeknya.
"Silvi, berhentilah bersikap seperti anak kecil. Pengurus OSIS nggak boleh manja. Dan lagi, kamu calon pewaris perusahaan keluarga. Harus mandiri!" tegas Adica.